Polemik Harga Selangit PCR, Direvisi usai Dikritik Netizen

CNN Indonesia
Senin, 16 Agu 2021 07:38 WIB
Harga tes PCR bakal dipangkas hingga separuhnya usai sejumlah pakar kesehatan dan warganet membandingkan biaya PCR di sejumlah negara yang jauh lebih murah.
Ilustrasi tes PCR. (Foto: CNN Indonesia / Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia --

Harga pemeriksaan deteksi virus corona (Covid-19) melalui metode polymerase chain reaction (PCR) akhirnya diturunkan hingga separuhnya. Itu pun usai ada pengungkapan perbandingan harga tes sejenis dengan India oleh pakar kesehatan dan warganet.

Pada Minggu (15/8), Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginstruksikan agar biaya pemeriksaan PCR diturunkan menjadi Rp450 ribu hingga Rp550 ribu, demi menggenjot strategi tes, telusur, dan tindak lanjut (3T).

Patokan harga itu turun 50-61 persen dari harga awal yang ditetapkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melalui Surat Edaran nomor HK. 02.02/I/3713/2020 tentang Batasan Tarif Tertinggi Pemeriksaan Real Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) pada 5 Oktober 2020.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam SE tersebut tertuang bahwa batasan tarif tertinggi untuk pemeriksaan RT-PCR termasuk pengambilan swab adalah Rp900 ribu. Batasan tarif tersebut berlaku untuk masyarakat yang melakukan pemeriksaan RT-PCR atas permintaan sendiri atau mandiri.

"Saya sudah berbicara dengan Menteri Kesehatan mengenai hal ini. Saya minta agar biaya tes PCR berada di kisaran antara Rp450 ribu sampai Rp550 ribu," kata Jokowi dalam video yang diunggah melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, Minggu (15/8).

Sebelumnya, harga tes PCR menuai polemik usai dipermasalahkan sejumlah pihak lewat perbandingan harga dengan sejumlah negara. Di Indonesia, meski sudah ada patokan harga PCR Rp900 ribu, biaya di berbagai daerah dan RS masih variatif pada kisaran Rp800 ribu hingga Rp2 juta.

Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito, pada Juli 2020, menyebut perbedaan tarif di sejumlah daerah terjadi karena berbagai faktor, di antaranya soal akses, biaya logistik, peralatan pengujian, kelengkapan Alat Pelindung Diri (APD), hingga biaya spesialis layanan medis.

Pada Oktober 2020, mantan Direktur Penyakit Menular WHO South-East Asia Region Prof dr Tjandra Yoga Aditama mengungkap gap biaya tes PCR dan juga obat antara Indonesia dengan India.

"Saya PCR di India sebelum berangkat, petugasnya datang ke rumah, dan biayanya Rp 480 ribu. Sampai Jakarta, saya mengetahui test PCR bisa Rp 1,3 juta," kata dia, dikutip dari detik.com, Jumat (30/10/2020).

Ia menyebut itu terkait dengan bahan baku yang dimiliki sendiri oleh India. Sementara, alat kesehatan Covid-19 di Indonesia sebagian besarnya masih impor.

Sekitar awal Agustus 2021, sejumlah warganet kembali mengungkap perbandingan harga PCR antara India dengan Indonesia yang makin jauh.

Dokter bedah kecantikan Teuku Adifitrian alias dr. Tompi meminta Pemerintah menekan harga tes PCR serendah-rendahnya.

"Harga PCR atau swab semurah-murahnya! Negara harus hadir memastikan ini. kenapa negara lain bisa murah dari kita saat ini? bukankah beli bayam 100 selalu lebih murah dari beli bayam 10. Ayo lah bisa! Mohon kendalinya Pak Jokowi," kicau dia, lewat akun Twitter dr_tompi, 11 Agutus.

Warga Kalimantan Selatan yang sedang belajar di India, Mohd. Agoes Aufiya, melalui video di kanal YouTube-nya yang diunggah pada 12 Agustus, mengatakan PCR dengan layanan home delivery di New Delhi hanya dihargai Rp150 ribu.

Harga itu, katanya, sudah melalui proses penurunan berulangkali sejak awal pandemi.

Berdasarkan data yang dihimpun, India misalnya, kini mulai menurunkan patokan harga PCR tes menjadi 500 rupee sekitar Rp96 ribu dari yang semula 800 rupee atau sekitar Rp150 ribu. Selanjutnya, di Bandara Haneda, Tokyo, Jepang yang dibanderol dengan harga 17 dollar AS atau sekitar Rp236 ribu.

Infografis Beda GeNose, Rapid Antigen dan Swab PCR untuk Tes Covid-19Infografis Beda GeNose, Rapid Antigen dan Swab PCR untuk Tes Covid-19. (Foto: CNNIndonesia/Basith Subastian)

Sementara New Zealand, dikutip dari situs resminya, menyebutkan bahwa seluruh biaya pemeriksaan covid-19 dilakukan secara gratis, kecuali bagi mereka yang ingin melakukan perjalanan ke luar negeri.

Bahkan, pemerintah New Zealand mengimbau masyarakatnya apabila diminta pungutan biaya saat melakukan tes Covid-19, maka mereka dapat melaporkan kepada dewan kesehatan distrik atau organisasi kesehatan primer setempat.

Wacana penurunan harga tes ini kemudian ditindaklanjuti sejumlah politikus. Ketua DPR Puan Maharani mendorong agar pemerintah membebaskan tarif penerimaan negara bukan pajak (PNBP) atas uji validitas alat tes antigen.

Sebenarnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani sudah memangkas pajak dan bea cukai sejumlah item alkes Covid-19 lewat Peraturan Menteri Keuangan (PMK) 92/PMK.04/2011 tentang Perubahan Ketiga atas PMK Nomor 34/PMK.04/2020 tentang Pemberian Fasilitas Kepabeanan dan/atau Cukai serta Perpajakan atas Impor Barang untuk Keperluan Penanganan Pandemi Covid-19.

Yakni, PCR Test kit reagent, serta in vitro diagnostic equipment, termasuk alat PCR test atau kemasan lainnya.

Usai keluar perintah Jokowi soal penurunan harga PCR itu, Kementerian Kesehatan nengaku akan menindaklanjutinya dengan perubahan peraturan.

"Akan kita tindak lanjuti sesuai arahan presiden ya, dan akan ada penetapan harga batas atas pemeriksaan PCR ini," kata Direktur Pencegahan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kemenkes Siti Nadia Tarmizi, Minggu (15/8).

Kendati demikian, Sekretaris Fraksi PPP di DPR Achmad Baidowi menilai kisaran harga tes Covid-19 PCR terbaru itu masih tergolong tinggi ketimbang sejumlah negara lain.

"Misalnya di Uzbekistan, harga PCR sekitar Rp350 ribu, itu pun yang 6 jam. Kalau yang 24 jam lebih murah," kata politikus yang akrab disapa Awiek, Minggu (15/8).

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Eko Listiyanto menilai keinginan pemerintah menurunkan harga tes PCR COVID-19 penting dalam mendorong peningkatan upaya telusur.

"Harusnya bisa [ditekan], upaya tracing Covid-19 di Indonesia kurang. Dengan demikian adanya penurunan harga tes PCR tersebut diharapkan upaya tracing bisa lebih banyak," ujar dia, dikutip dari Antara.

[Gambas:Youtube]

(khr/antara/arh)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER