Warga Kampung Akuarium, Penjaringan, Jakarta Utara, terlibat cekcok soal hak hunian baru di Rusun Akuarium, Kamis (19/8). Warga yang bertahan di tanah gusuran menolak permintaan warga yang tak ikut berjuang selama ini.
Peristiwa itu bermula saat seorang warga Kampung Akuarium meminta hunian di rusun tersebut. Namun, permintaan itu ditolak karena selama ini dia telah tinggal di rusun lain.
Ketua Koperasi Akuarium Bangkit Mandiri sekaligus koordinator warga Kampung Akuarium, Dharma Diani mengaku sebagai pihak yang menentukan pembagian jatah hunian kepada warga Kampung Akuarium.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Koperasi Akuarium Bangkit Mandiri didirikan secara swadaya oleh warga Kampung Akuarium yang bertahan di lokasi bekas gusuran sejak 2016.
"Lu cari tahu sono, perjuangin ini. Jangan cuma bilang rumah gede, nuntut sana sama Ahok," ujar Diani kepada lawan bicaranya.
"Enggak lah. Ngapain gua nuntut-nuntut," jawab seorang perempuan paruh baya yang ada di depannya.
"Lah, lu ngomong begitu sama siapa? Yang bisa nentuin masuk siapa? Heh, Gua nanya, yang bisa nentuin masuk ke sini apa enggak, gua. Tanya sama orang-orang," timpal Diani.
Kepada CNNIndonesia.com, Diani mengaku marah lantaran perempuan tersebut tiba-tiba datang untuk meminta jatah hunian di Rusun Akuarium. Dia sontak menolak permintaan perempuan tersebut.
Menurutnya, jumlah unit di Rusun Akuarium saat ini hanya terbatas untuk 103 KK yang bertahan di bekas lokasi gusuran.
![]() |
Ia keberatan jika warga Kampung Akuarium, yang saat ini telah mendapat hunian di beberapa rusun lain, tiba-tiba datang meminta jatah. Terlebih, kata dia, mereka tak terlibat dalam perjuangan bersama warga selama lima tahun terakhir untuk mendapat hunian yang saat ini telah diresmikan.
"Lah, kemaren kami ini bukannya tiba-tiba dikasih rusun terus langsung masuk. Kami ini mengajukan berbagi lahan. Mengajukan program kembalinya lahan. Sidang di pengadilan. Itu kan perjuangan, pengorbanan, kewajiban, yang harus kita kerjain," kata dia.
Sejak diresmikan, Diani mengaku telah menerima ratusan permintaan warga untuk mendapat jatah hunian di Rusun Akuarium. Namun, ia tak bisa memenuhi permintaan tersebut karena jumlah hunian yang terbatas hanya untuk warga yang saat ini bertahan di lokasi bekas gusuran dan tinggal di shelter.
"Bukan masalah enggak boleh. Unitnya ada apa enggak, ini kan baru tahap 1," kata dia.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan telah meresmikan Kampung Susun Akuarium pada Selasa (17/8) lalu.
Total, saat ini ada 107 unit hunian dari dua blok Rusun yang berdiri lima lantai. Jumlah itu kata Dian akan dibagi untuk 103 KK warga Kampung Akuarium yang saat ini tinggal di shelter. Sedangkan, empat sisanya akan digunakan untuk kantor koperasi dan ruangan bersama lain.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta rencananya akan membangun lima blok atau gedung lain di Rusun Akuarium. Lima blok tersebut akan berisi 241 dan diperuntukkan bagi warga Kampung Akuarium yang menjadi korban gusuran di era Gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok pada 2016.
Sejak diresmikan pada 17 Agustus lalu, warga yang tinggal di shelter saat ini mulai berkemas dan rencananya akan pindah ke rusun mulai pekan depan.