Eks JI Ungkap Kemenangan Taliban Picu Euforia 'Jihadis' RI

CNN Indonesia
Jumat, 20 Agu 2021 15:27 WIB
Eks Jemaah Islamiyah Nasir Abbas menyebut keberhasilan Taliban menguasai Afghanistan memicu euforia jihadis di Indonesia.
Ilustrasi penanganan kasus terorisme. (Foto: ANTARA FOTO/Zabur Karuru)
Jakarta, CNN Indonesia --

Mantan Anggota Jemaah Islamiyah (JI) Nasir Abbas mengatakan keberhasilan Taliban menguasai Afghanistan menjadi euforia di kalangan jihadis alias pihak yang terkait kelompok teror berbasis agama.

"Akibat Taliban mendapatkan kemenangan di sini jelas terjadi euforia di kalangan para jihadis," kata Nasir dalam webinar Kemenangan Taliban di Afghanistan dan Implikasinya yang digelar Lakpesdam PBNU, Kamis (19/8).

Pasalnya, kata dia, pada 'jihadis' merasa memiliki misi dan perjuangan yang sama, yakni mendirikan negara berdasarkan agama Islam. Nasir menyebut ada kebanggaan dari JI, Jamaah Ansharut Daulah (JAD), dan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) atas keberhasilan Taliban.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Taliban telah menunjukkan bukti. Ya, maka mereka bangga," kata dia.

Selain terjadi euforia di kalangan jihadis, dalam slide-nya, Nasir juga menyebut kemenangan Taliban turut membuat mereka ingin pergi ke Afghanistan.

"Merasa bangga dengan bendera Taliban yang hampir sama dengan bendera yang sering dikibarkan di Indonesia," kata Nasir dalam slide-nya.

Soal potensi ancaman akibat kemenangan Taliban terhadap Indonesia, dia tak menepis itu. Menurutnya, ancaman itu akan terjadi jika ada pihak-pihak yang menghina Taliban.

"Tumbuh lah rasa kemarahan mereka dan diberi lah panggilan laknatullah dan lain-lain," ujar Nasir.

Meski demikian, Nasir, yang merupakan salah satu WNI yang mendapatkan pendidikan di akademi militer Mujahidin Afghanistan 1987, mengaku pernah kecewa kepada Taliban.

Pasalnya, kelompok itu pernah menyita satu kontainer berisi senjata milik JI yang akan dikirim ke Indonesia di masa awal kekuasaannya di Afghanistan.

"Saya waktu itu sempat kecewa sama Taliban. Kenapa? Karena Taliban menyita satu kontainer berisi senjata milik JI yang akan diterbangkan atau dibawa ke Indonesia," kata dia.

Selain itu, Taliban juga pernah menutup kamp JI di Afghanistan pada 1995.

Potensi Perubahan

Nasir pun berharap Taliban, yang memiliki rekam jejak dekat denga terorisme lantaran mengizinkan kelompok Osama bin Laden membuat kamp di wilayah mereka, kini bisa berubah.

"Saya berharap Taliban tidak membuat kesalahan lagi dengan membiarkan kelompok-kelompok teroris ini menggunakan, memanfaatkan wilayah Taliban sekarang," ucapnya.

Sementara itu, mantan Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) 2010-2015 As'ad Said Ali mengaku belum mengetahui sikap Taliban terhadap milisi teroris seperti Al Qaeda dan ISIS.

Berdasarkan informasi yang ia ketahui, milisi semacam Al Qaeda masih tersebar di 15 provinsi di Afghanistan.

Infografis Deretan Janji Baru TalibanInfografis Deretan Janji Baru Taliban. (Foto: CNNIndonesia/Basith Subastian)

"Implikasinya (kemenangan Taliban) kita harapkan baik-baik saja, tapi kita masih menunggu paling tidak perlu waktu satu bulan untuk mendalami secara lebih baik bagaimana implikasinya dalam dan luar," tutur As'ad.

Sebelumnya, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Boy Rafli Amar mendeteksi ada pihak-pihak tertentu di Indonesia yang sedang berusaha menggalang simpatisan terkait isu Taliban.

"Jangan sampai masyarakat salah bersimpati, karena berdasarkan pemantauan kami ada pihak-pihak tertentu yang berusaha menggalang simpatisan atas isu Taliban. Ini sedang kita cermati" kata Rafli dalam keterangan resminya, Jumat (20/8).

Deputi VII Badan Intelejen Negara (BIN) Wawan Hari Purwanto mewaspadai pengaruh Taliban terhadap terorisme di Indonesia. Sebab, selama ini pergerakan kelompok teroris RI banyak dipengaruhi oleh perkembangan situasi di tingkat global dan regional.

Ia mencontohkan saat kelompok ISIS mendeklarasikan untuk mewujudkan Negara Islam di Irak dan Suriah pada 2014. "Saat itu beberapa WNI tertarik untuk menjadi bagian dari ISIS," kata dia.

Pihaknya pun melakukan deteksi dini terhadap kelompok-kelompok teroris di Indonesia yang memiliki kedekatan ideologi dan jaringan dengan Taliban.

"BIN bersama jajaran intelijen melakukan langkah antisipatif dengan memperkuat deteksi dini dan cegah dini terutama kepada kelompok teroris yang memiliki kedekatan ideologis dan jaringan dengan Taliban," ujar Wawan.

(iam/arh)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER