AHY: Menyakitkan Kala Beda Pandangan Dianggap Tak Merah Putih

CNN Indonesia
Senin, 23 Agu 2021 18:44 WIB
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyesalkan sikap sebagian pejabat pemerintah dan elite politik yang menganggap pengkritik sebagai kelompok tidak Merah Putih ( ANTARA/ADITYA PRADANA PUTRA)
Jakarta, CNN Indonesia --

Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyesalkan sikap sebagian pejabat pemerintah dan elite politik yang menganggap kritik sebagai serangan. Hal itu ia sampaikan saat membahas kritik dan masukan publik tentang penanganan pandemi Covid-19.

AHY menyampaikan Demokrat selalu menyampaikan masukan dan kritik terhadap upaya pemerintah menangani pandemi. Tetapi justru dituding sebagai upaya menyerang pemerintah.

"Pandangan atau masukan kritis dianggap sebagai bentuk serangan atau gangguan untuk kepentingan politik tertentu. Lebih menyakitkan, jika setiap masukan dan pandangan yang berbeda, dianggap sebagai bentuk perlawanan, dianggap tidak 'Merah Putih'," kata AHY saat menyampaikan pidato kebangsaan pada peringatan 50 tahun Centre for Strategic and International Studies (CSIS) di kanal YouTube CSIS Indonesia, Senin (23/8).

AHY berpendapat orang yang tidak 'Merah Putih' justru adalah mereka yang diam saat ada kekeliruan di negeri ini. Ia menyebut orang-orang itu sengaja menunggu pemimpin berbuat salah dan negara gagal.

Ia menegaskan Demokrat tak mau jadi kelompok seperti itu. Menurutnya, Demokrat selalu mendukung berbagai program pemerintah meski tak masuk dalam kabinet.

Meski begitu, AHY menyampaikan dukungan diberikan secara objektif. Demokrat merasa perlu ada kekuatan penyeimbang untuk selalu mengingatkan pemerintah.

"Sejak awal Covid masuk ke Indonesia, kita tidak pernah menyalahkan negara. Kita semua memahami bahwa pandemi ini bersifat borderless, dan sangat sulit untuk di-contain," ujarnya.

AHY berharap pemerintah dapat menerima kritik dan masukan dari Demokrat. Jika pemerintah tak bersedia melakukannya, ia berharap pemerintah sudi mendengar suara rakyat.

"Jika memang suara partai politik dianggap mengandung agenda kepentingan politik tertentu, maka kami berharap para pemimpin dan pemerintah sudi mendengarkan langsung suara hati rakyat di akar rumput," ucap AHY.

Di kesempatan yang sama, AHY juga mengkritik geliat pendengung atau buzzer di media sosial. Menurutnya, para buzzer sudah sangat mengganggu, karena kerap menyebarkan fitnah serta kebohongan, sehingga berperan dalam penurunan indeks demokrasi di Indonesia.

(dhf/bmw)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK