Ironi Deret Kekerasan Prajurit TNI di Bulan Kemerdekaan RI

CNN Indonesia
Selasa, 24 Agu 2021 15:36 WIB
Sejumlah anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) melakukan aksi kekerasan terhadap warga sipil pada Bulan Kemerdekaan, Agustus 2021.
Ilustrasi prajurit TNI. (CNN Indonesia/Safir Makki)

Bu Lurah Dianiaya TNI

Anggota TNI AD Serda JS memukuli seorang Lurah Asuhan, Kota Pematang Siantar, Sumatera Utara Walmaria Zalukhu. Akibat penganiayaan, perempuan itu mengalami pendarahan di hidung dan mulut.

Awalnya, kejadian itu diduga karena Serda JS tak terima atasoperasi yustisi serta penerapan PPKM Level 4 , Minggu (23/8). Aparat militer itu diketahui memiliki warung kelontong di rumahnya.

Kapenrem 022/Pantai Timur Mayor Inf Sondang Tanjung membantah kejadian dipicu kekecewaan atas penegakan aturan PPKM. Menurutnya, aksi JS dilatarbelakangi masalah pribadi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sondang memastikan pihaknya memproses kasus tersebut. Ia menyebut JS telah diperiksa oleh internal TNI.

"Oknum TNI tersebut sudah diperiksa di Dempom I/Pematang Siantar," ucap Sondang Tanjung, Senin (23/8).

TNI Hajar Warga di Buleleng

Anggota TNI AD terlibat kericuhan dengan warga saat pelaksanaan pemeriksaan swab antigen di Desa Sidatapa, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, Bali Senin (23/8).

Kejadian bermula saat dua orang anak muda berboncengan menggunakan sepeda motor melintas tanpa memakai masker. Anggota Tim Nanggala yang bertugas di kegiatan itu berusaha menghentikan kedua anak muda tersebut.

Alih-alih berhenti, dua orang itu justru menabrak salah satu anggota Kodim 1609/Buleleng. Salah satu anggota TNI sempat mengejar dua orang tersebut menggunakan sepeda motor.

Pengejaran gagal. Namun, dua orang itu kembali menghampiri dan menantang anggota TNI. Sejumlah aparat pun mengamankan dua orang tersebut. Aparat sempat hendak melakukan swab antigen kepada dua pria itu. Namun, pihak keluarga menolak dan keributan terjadi.

Awalnya, mediasi dilakukan agar permasalahan selesai dengan cara kekeluargaan. Namun, pihak keluarga menolak karena merasa anggota keluarga mereka jadi korban pemukulan.

Dandim 1609/Buleleng Letkol Muhammad Windra Lisrianto melaporkan kejadian itu ke Polres Buleleng, Bali, Senin (23/8) malam. Ia melakukan laporan tersebut guna meluruskan kabar miring yang beredar di publik.

(dhf/dal)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER