Jejak Kapolda Sulteng Rudy 'Gajah' Nyaris Kena Tembak di Poso

CNN Indonesia
Kamis, 26 Agu 2021 11:55 WIB
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mempercayakan kembali jabatan Kapolda Sulteng kepada Irjen Rudy Sufahriadi yang pernah mengemban jabatan itu sebelumnya. Foto: CNN Indonesia/Hesti Rika
Jakarta, CNN Indonesia --

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo melakukan mutasi terhadap Kapolda Sulteng (Sulawesi Tengah), Irjen Abdul Rakhman Baso yang akan pensiun dalam waktu dekat. Ia digantikan oleh Irjen Rudy Sufahriadi yang juga pernah menjabat pada posisi itu.

Rudy Gajah, sapaan akrabnya, merupakan mantan Kapolda Jawa Barat pada 2020 yang kemudian dicopot dari jabatannya karena kegiatan Rizieq Shihab di wilayah Megamendung, Bogor yang menimbulkan kerumunan. Ia dinilai tak dapat menjaga wilayahnya hingga membuat protokol kesehatan Covid-19 terabaikan.

Dia kemudian ditugaskan sebagai Widyaiswara Kepolisian Utama Tingkat I Sespim Lemdiklat Polri. Jabar, merupakan kali kedua ia mengemban tugas sebagai pemegang komando tertinggi kepolisian tingkat daerah (Polda).

Lulusan Akpol 1988 ini pernah menjabat sebagai Kapolda Sulteng pada 2016. Namun demikian, saat itu Polda Sulteng masih tipe B sehingga dipimpin oleh seorang perwira tinggi Polri dengan pangkat Brigadir Jenderal.

Kala itu, penugasannya di Sulteng menghadapi kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso terbilang cukup baik. Melalui Operasi Tinombala yang berada dibawah tanggung jawabnya, polisi berhasil menembak mati pimpinan MIT Poso, Santoso alias Abu Wardah.

Pencapaian tersebut kemudian mendapat apresiasi dari berbagai pihak. Karirnya kemudian moncer dan mendapat promosi bintang dua (Irjen) pada 2018. Ia ditugaskan menjadi Kepala Korps Brigade Mobil (Brimob) Polri.

Pria kelahiran 23 Agustus 1965 ini memiliki pengalaman di bidang reserse. Namun demikian, dia banyak ditugaskan di Korps Brimob ataupun di bidang antiteror.

Ia mengawali karir perwiranya sebagai Komandan Peleton Brimob Kie 516 di Kelapa Dua pada 1988. Kemudian, dia mendapat promosi sebagai Komandan Kompi Brimob empat tahun setelahnya, yakni pada 1992.

Kemudian, ia ditugaskan sebagai Kepala Unit Reserse Brimob di Direktorat Reserse Polda Metro Jaya pada 1997. Lalu Rudy ditugaskan sebagai Komandan Batalyon A Satuan Brimob Polda Papua pada 2001 dan dilanjut sebagai Wakil Kepala Satuan Brimob Polda Maluku pada 2001.

Rudy pun pernah bertugas di satuan Gegana Korps Brimob Polri sebagai Wakil Kepala Satuan I pada 2004. Gegana diketahui pasukan elit di Polri yang memiliki kemampuan khusus dalam bidang anti teror, penjinakan bom, intelijen, penanganan KBR (Kimia, Biologi, Radioaktif hingga anti anarkis.

Setelah itu, dia mulai berhadapan dengan teroris MIT saat ditugaskan sebagai Kapolres Poso pada 2005. Dua bulan menjabat di wilayah itu, Rudy pernah hampir menjadi korban penembakan teroris.

Ia pernah hampir kena tembak usai menunaikan salat subuh berjamaah di Masjid Raya Poso pada 24 Januari 2006. Motor RX King yang dikendarai dua orang tak dikenal mendekati Rudy untuk melontarkan tembakan, namun hal itu berhasil dihindari.

Di bawah kendali perwira dengan pangkat Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP), polisi berhasil mengungkap kasus mutilasi 3 siswi Kristen di Poso kala itu.

Setelah memimpin Poso, karirnya moncer sebagai seorang perwira. Pada 2007, ia ditarik ke Polda Metro Jaya untuk menangani kasus-kasus kriminal di ibu kota negara sebagai Wakil DIrektur Reserse Kriminal Umum.

Kemudian, ia ditugaskan sebagai Kepala Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror Polda Metro Jaya di tahun yang sama. Pengalaman itu yang membuatnya ditarik bertugas sebagai Direktur Pembinaan Kemampuan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) pada 2010.

Setelah itu, pada 1 Maret 2016 barulah ia menggantikan Brigjen Idham Azis sebagai Kapolda Sulteng hingga 2018 ia dipromosi sebagai Kakorbrimob.

Pada 2019, Rudy menjabat sebagai Asisten Kapolri bidang Operasi. Di tahun yang sama, ia dipercaya memimpin Polda Jabar.

(mjo/gil)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK