Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengklaim tidak ada lonjakan kasus Covid-19 di wilayahnya. Yang ada adalah masalah data yang tengah disinkronisasikan dengan sejumlah daerah.
Pemprov pun terus melakukan rekonsiliasi data dengan satgas penanganan Covid-19 kabupaten/kota untuk membersihkan data kasus lama, baik kasus terkonfirmasi, sembuh, maupun meninggal dunia, yang belum terlaporkan dan terverifikasi.
"Kesimpulannya tidak ada lonjakan kasus, yang ada verifikasi data yang mesti terus dilakukan. Kami juga mengusulkan kalau kasus lama jangan dipakai menghitung level kewaspadaan hari ini," ujar mantan Wali Kota Bandung itu, dalam konferensi pers virtual, Jumat (27/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Proses verifikasi kasus lama untuk dilaporkan secara bertahap itu dilakukan dengan Kota Depok, Cianjur, Tasikmalaya, Subang, dan Indramayu.
"Minggu ini kita koordinasi jangan jangan terjadi seperti di Depok yang belum terverifikasi pusat," ucapnya.
Ridwan mencontohkannya dengan penambahan kasus Covid-19 sebanyak 5.000 orang pada Selasa (24/8). Menurut dia, 4.000 kasus di antaranya merupakan kasus lama.
"Tiga hari terakhir ada sinkronisasi data dari Depok khususnya, kemungkinan hari ini terakhir. Memang dalam dua hari ini naik 5.000 tapi di saat bersamaan update kesembuhan di Depok besar, ada 10 ribuan sehingga total walaupun ada kasus harian naik malah kasus aktifnya turun," klaimnya.
Emil juga mengungkapkan kasus kematian di Jabar jauh lebih rendah dibandingkan kasus kematian nasional, yakni 1,9 persen berbanding 3,2 persen.
"Kasus kematian meski ada kenaikan itu update data lama juga, sehingga persentase kematian Jabar lebih rendah dibandingkan rata-rata nasional. Bahkan kalau kita lihat total kematian di Jabar sebanyak 13 ribu dengan penduduk 50 juta sama, jadi secara relatif jauh di bawah nasional," tuturnya.
Berdasarkan data Pikobar, hingga Jumat (27/8/2021) kasus aktif di Jabar sebanyak 27.706 orang atau turun 5.675 orang dibandingkan hari sebelumnya. Sementara total pasien yang telah sembuh dari Covid-19 sebanyak 645.331 orang dan kini tingkat keterisian tempat tidur di level 19 persen.
Terpisah, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengakui penurunan kasus positif Covid-19 pada perioe 15 sampai 22 Agustus, seiring dengan penurunan jumlah pengetesan alias testing.
![]() |
"Penurunan di minggu ini merupakan penurunan yang telah terjadi selama lima minggu berturut-turut," kata Wiku dalam konferensi pers yang disiarkan melalui kanal YouTube BNPB Indonesia, Kamis (28/8).
"Kemudian saya juga perlu menyampaikan terkait jumlah orang yang diperiksa juga mengalami penurunan," imbuhnya.
Kasus positif pada periode tersebut mencapai 125.102 orang, sedangkan pekan sebelumnya 188.323 kasus.
Sementara, Wiku menyampaikan, jumlah tes periode ini mencapai 688.906 orang. Padahal, kata Wiku, pada 18 Juli, jumlah tes di Indonesia bisa mencapai 1.146.793 orang.
Meski begitu, ia menyebut jumlah orang yang dites pada periode ini masih lebih tinggi tiga kali lipat dibandingkan pada sebelum terjadi lonjakan kasus pada 16 Mei.
"Jumlah orang diperiksa mingguan hanya sebesar 203.510 orang," ucapnya.
(hyg/yla/arh)