Plus Minus Pemprov Jakarta Tetap Gelar Formula E 2022
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta tetap bersikukuh untuk menggelar Formula E di Ibu Kota pada Juni 2022. Rencana itu disebut semakin kuat usai Gubernur DKI Anies Baswedan mengajak makan malam 7 fraksi DPRD DKI untuk menolak penolakan dan hak interpelasi dari PDIP dan PSI di dewan.
Sejauh ini, hanya 2 fraksi di DPRD DKI Jakarta yang telah mengajukan surat usulan Hak Interpelasi terhadap gelaran mobil listrik itu.
"Insya Allah tetap dilaksanakan di bulan Juni, rencananya tahun depan. Mudah-mudahan tidak ada kendala," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria, Kamis (26/8).
Target yang disampaikan Riza itu merujuk pada Instruksi Gubernur (Ingub) DKI Nomor 49 Tahun 2021 tentang Penyelesaian Isu Prioritas Daerah Tahun2021-2022.
Ingub itu diteken Anies pada Rabu, 4 Agustus lalu dan ditujukan kepada Sekretaris Daerah atau Sekda DKI Marullah Matali.
Ada 28 isu prioritas yang diinstruksikan Anies untuk diselesaikan, salah satunya adalah terkait Formula E.
"Terselenggaranya lomba Formula E. Target Waktu, Juni 2022," dikutip dari lampiran Ingub, Senin (9/8).
Pengamat Kebijakan Publik Trubus Rahadiansyah mengatakan ada sejumlah keuntungan yang akan didapatkan jika Jakarta tetap menjadi tuan rumah Formula E pada tahun depan.
Pertama, kata dia, gelaran itu akan menaikkan popularitas Jakarta di mata dunia. Apalagi, ia menyebut beberapa waktu belakangan ada penilaian buruk dari media luar soal Jakarta.
"Baru-baru ini ada penilaian soal Jakarta tata kota terburuk kan, jadi paling tidak untuk membuktikan Jakarta sebenarnya tidak seperti itu," kata Trubus saat dihubungi CNNIndonesia.com, Sabtu (28/8).
Ia menyebut, gelaran itu juga akan memperlihatkan kepemimpinan Anies yang mampu mengangkat citra Indonesia.
"Untuk menunjukkan bagaimana kepemimpinan Pak Anies dalam hal sebagai seorang Gubernur dalam meningkatkan citra Indonesia di mata internasional, di bidang pariwisata," katanya.
Tidak hanya itu, dengan kondisi ekonomi yang sulit di masa pandemi, adanya Formula E menurutnya akan mampu menggerakkan ekonomi dan memancing investor masuk ke Indonesia.
"Mengingat Indonesia ini dalam masa pandemi covid ini sangat sulit. Apalagi banyak juga yang pada tutup kan. Menggerakkan investasi adalah dengan melaksanakan event yang namanya Formula E itu," katanya.
Namun demikian, ia mengingatkan adanya sejumlah dampak negatif bila event itu digelar tahun depan. Adanya mobilitas dari berbagai daerah bahkan negara lain, menurutnya akan memunculkan potensi penularan Covid-19.
"Apakah Pemrov DKI bisa menjamin tidak terjadi klaster baru. Mengingat Covid-19 banyak varian. Jangan-jangan penontonnya itu dari luar datang ke Indonesia, nanti muncul (varian) baru," ucapnya.
Selain itu, ia juga menyinggung soal pendanaan. Ia mempertanyakan apakah uang yang sudah digelontorkan DKI bisa kembali dan justru mendapatkan keuntungan.
"Bagaimana nanti anggaran (yang dikeluarkan) sejumlah itu, yang didapat akan sama enggak kira kira. Dari tiket yang terjual itu misalnya, akan memenuhi enggak. Kan biaya cukup mahal. Apakah itu bukanlah pemborosan," katanya.