Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) terus mendorong amendemen Undang-undang Dasar (UUD) 1945 terbatas dengan menghadirkan Pokok-pokok Haluan Negara (PPHN).
Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah mengatakan keberadaan PPHN dalam konstitusi sangat penting. Menurutnya, keberadaan PPHN menjaga proyek pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) ke Kalimantan Timur tetap berlanjut meski presiden berganti.
"Tanpa PPHN, siapa yang bisa menjamin presiden terpilih 2024 benar-benar akan melaksanakan dan melanjutkan rencana pemindahan IKN," kata Basarah, Minggu (29/8).
Proyek pemindahan ibu kota negara dicanangkan Presiden Joko Widodo usai menang Pilpres 2019. Ia memutuskan ibu kota akan berdiri di wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kutai Kartangera, Kaltim.
Pemerintah mencanangkan proses pembangunan ibu kota baru ini dimulai tahun ini, dan pemindahan berjalan pada 2024. Rencana ini terganjal penanganan pandemi virus corona (Covid-19). Namun, Jokowi memastikan pembangunan tetap berjalan.
Mantan wali kota Solo itu pun berencana menyerahkan surat presiden (surpres) terkait Rancangan Undang-undang (RUU) IKN ke DPR dalam waktu dekat.
Peneliti politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Wasisto Raharjo Jati menilai langkah memasukkan proyek IKN ke dalam PPHN menjadi harga mati bagi Jokowi.
Menurutnya, Jokowi ingin memiliki peninggalan yang monumental dan dikenang masyarakat selepas turun dari kursi presiden.
"Ini sebagai harga mati bagi Jokowi. Karena di masa akhir pemerintahannya, Jokowi tentu ingin meninggalkan IKN sebagai prestasi monumental dan bagian mercusuar politik yang tak akan bisa diklaim oleh pemerintahan berikutnya," kata Wasisto kepada CNNIndonesia.com, Selasa (31/8).
Dari sisi politik, Wasis melihat Jokowi sangat berambisi membuat IKN sebagai salah satu warisan politiknya. Jokowi, kata dia, ingin memastikan proyek IKN tetap berlanjut siapapun presidennya nanti.
Oleh karena itu, kata Wasis, PPHN nantinya menjadi instrumen kontrol Jokowi agar proyek pemindahan IKN berjalan mulus.
Menurutnya, Jokowi pasti tak ingin proyek IKN ke depan mangkrak, seperti proyek Hambalang era Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono hingga proyek Monorel era Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri.
"Makanya kemudian di PPHN-kan [lewat amendemen UUD 1945], bukan cuma lewat UU saja. Supaya jangan sampai proyek politik itu tidak dilanjutkan oleh pemerintahan baru pasca-2024," katanya.
Wasis beranggapan Jokowi hendak mengikuti jejak Presiden pertama RI, Sukarno yang kerap mendirikan pelbagai proyek monumental. Semisal, pembangunan Stadion Gelora Bung Karno hingga Hotel Indonesia (HI).
"Tujuannya apa? merawat memori publik secara politis," ujarnya.