Bunker Zaman Belanda Juga Ditemukan di Bawah Stasiun Bogor

CNN Indonesia
Kamis, 02 Sep 2021 15:12 WIB
Ruang bawah tanah menyerupai bunker di bawah area pembangunan alun-alun dekat Stasiun Kota Bogor itu diduga bekas peninggalan pemerintah kolonial Belanda.
Ruang bawah tanah menyerupai bunker di bawah area pembangunan alun-alun dekat Stasiun Kota Bogor itu diduga bekas peninggalan pemerintah kolonial Belanda. Foto: Arsip Istimewa
Jakarta, CNN Indonesia --

Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kota Bogor menemukan sebuah ruang bawah tanah menyerupai bunker di lokasi temuan terowongan diduga bekas peninggalan pemerintah kolonial Belanda.

Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim mengonfirmasi temuan lokasi tersebut yang berada di area pembangunan alun-alun dekat Stasiun Kota Bogor. Menurut dia, bentuk rubanah itu merupakan tembusan dari terowongan yang sebelumnya ditemukan oleh tim dinas PUPR.

"Lokasi sama, cuma tadinya bentuknya saluran air, bentuknya oval, masuk ke dalam ada ruangan yang ketinggiannya sampe dua meter," kata Dedie lewat sambungan telepon kepada CNNIndonesia.com, Kamis (2/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dedie mengatakan pihaknya belum dapat memastikan temuan ruang bawah tanah tersebut merupakan bunker. Namun, ia menduga area itu lebih menyerupai drainase atau saluran air di bawah tanah yang dipakai semasa pemerintah kolonial.

Pihaknya saat ini masih berkoordinasi dengan tim ahli dari beberapa perguruan tinggi dan lembaga lain, guna mencari data terkait peta drainase di masa pemerintah Belanda. Ia belum berani kembali menerjunkan tim ke lokasi temuan karena kondisinya sangat berisiko.

"Semacam blue print dari sistem drainase di zaman Belanda dulu. Baru sampai situ. Belum ada tindak lanjut teknis kita menerjunkan tim ke bawah tanah dan sebagainya," kata dia.

Terlebih, Dedie turut mengonfirmasi bahwa enam pegawai sebelumnya sempat dinyatakan sakit usai coba memasuki dan menelusuri temuan terowongan tersebut. Ia menduga karena para pegawai tak dilengkapi peralatan memadai.

Oleh karena itu, pihaknya masih enggan untuk kembali menerjunkan tim ke lokasi hingga peta atau data yang memberikan gambaran ditemukan.

"Kondisinya sangat, berbahaya secara risiko karena kita tidak punya petanya. Kalau jalan masuk tiba-tiba kesasar nanti malah merepotkan," kata dia.

(thr/gil)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER