KM Bali Permai Hilang Sejak Juli Tak Dilengkapi Radio Memadai

CNN Indonesia
Jumat, 10 Sep 2021 18:37 WIB
Ilustrasi evakuasi korban kecelakaan kapal. (Foto: CNN Indonesia/ Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia --

Upaya pencarian Kapal motor (KM) Bali Permai-169 yang hilang kontak di Samudra Hindia sejak Juli diklaim terhambat ketiadaan alat komunikasi yang memadai, seperti telepon satelit, pada armada itu.

"Kenyataannya radio Ssb (single sideband), namun kenyataannya radio frekuensi pendek yang hanya bisa komunikasi antar-kapal di samudra, jangkauan pendek tidak sampai ribuan [mil laut]," kata Kepala Kantor SAR Bali Gede Darmada  kepada wartawan, Jumat (10/9).

Selain itu, kata Darmada, KM Bali Permai-169 yang membawa 19 ABK itu juga tidak memiliki alat pemancar bahaya.

"Itu bagian kendala kita melakukan pencarian," ucap Darmada.

Pihaknya juga belum menemukan puing-puing atau benda-benda lain dari kapal tersebut yang mengapung di atas permukaan air laut.

"Tidak ada ditemukan tanda-tanda kapal tenggelam. Biasanya kapal tenggelam ada manusianya melompat dengan menggunakan life-jacket dan ada benda-benda bawaan yang mengapung ataupun pelampung yang mengapung," tuturnya.

Karenanya, kata Darmada, pihaknya belum bisa memastikan status dari KM Bali Permai-169 tersebut.

"Kami belum bisa memastikan apakah kapal itu bocor tenggelam atau pecah atau apa, satusnya lose contact," ujarnya.

Sebelumnya, KM Bali Permai 169 hilang kontak di Samudra Hindia sejak 2 bulan lalu pada lokasi sekitar 1.700 nautical mile ke arah selatan Bali. Kapal yang membawa total 19 ABK dan dinahkodai oleh Musahwi itu berangkat pada 10 Juli dan direncanakan berlayar sampai awal November.

Terakhir kali bisa dihubungi pada 24 Juli, kapal tersebut sempat hilang kontak pada 27 Juli dan kembali hilang kontak pada 30 Juli.

Evakuasi oleh Norwegia

Terpisah, sebanyak 35 dari total 39 awak alias ABK Kapal Motor Setia Abadi 2 yang terbakar di perairan Samudra Hindia dievakuasi berkat bantuan kapal berbendera Norwegia.

Humas Badan SAR Nasional (Basarnas) Nias Asanimu Waruwu mengatakan para ABK KM Setia Abadi 2 dievakuasi oleh petugas dari MV Felicana, kapal berbendera Norwegia.

"Awak kapal yang terbakar di Samudra Hindia sempat diselamatkan kapal berbendera Norwegia MV Felicana, yang kebetulan lewat pada Rabu 8 September 2021 dan langsung melakukan kontak dengan Basarnas," katanya, di Nias Selatan, Jumat (10/9), dikutip dari Antara.

Asanimu mengatakan bahwa empat awak KM Setia Abadi 2 lainnya belum ditemukan.

"Awak kapal KM Setia Abadi 2 yang selamat kini kita titip di Markas Komando Angkatan Laut yang ada di Nias Selatan untuk perawatan lebih lanjut sambil menunggu rencana memulangkan mereka ke tempat asal," katanya.

Menurut data Basarnas Nias, empat ABK KM Setia Abadi 2 yang belum ditemukan antara lain Gunawan (20), Topik (32), Opik (35), dan Rahmat (65).

Infografis Tips Jaga Diri dalam Kecelakaan Kapal. (Foto: CNNIndonesia/Asfahan Yahsyi)

Kapal itu mulanya berangkat dari Cilacap, Maret, untuk mencari ikan. Saat berada di Samudra Hindia, KM tersebut terbakar. Para awak kapal melompat ke laut untuk menyelamatkan diri.

Sementara itu, lima ABK kapal pencari telur ikan, Kapal Motor Hentri yang terbakar di sekitar Perairan Pulau Mulo dan Pulau Tanimbar Maluku Tenggara, dievakuasi setelah mereka berenang sekitar 20 mil, pada Jumat, (3/9).

Setelah dievakuasi, ABK Ardian Rahman, Angga Pramudia, Hengki Kurniawan, Asep Suryana, dan La Asri, dibawa menuju Desa Tanimbar, Kecamatan Kei Kecil, Kabupaten Maluku Tenggara, untuk mendapat perawatan.

"Rencana kelima ABK selamat akan dievakuasi ke Kota Tual oleh Tim Rescue Pos SAR Tual namun masih terkendala cuaca ekstrim," ujar Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Ambon Mustari, lewat pesan singkat, Jumat, (10/9).

Saat ini, kata Mustri, kondisi kelima ABK dalam keadaan sehat.

Pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan Lantamal IX Ambon dan Guspurla Ambon untuk evakuasi lanjutan. KRI Layaran yang beroperasi di bagian timur kepulauan Aru pun dikerahkan.

Sebelumnya, Kapal penangkap cumi-cumi itu berlayar dengan kondisi cuaca buruk dari Pelabuhan Angke Muara Jakarta menuju Merauke, Papua, 15 Agustus.

Di tengah perjalanan KM Hantri yang mengangkut 32 ABK dihantam gelombong setinggi 3 meter hingga memicu api dan asap tebal hingga terbakar di Perairan Pulau Molu dan Pulau Tanimbar, Kabupaten Maluku Tenggara pada Jumat, (3/9).

(dis/sai/antara/arh)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK