Beri EUA, BPOM Pastikan 9 Vaksin Covid-19 Aman dan Berkhasiat

KPCPEN | CNN Indonesia
Sabtu, 11 Sep 2021 11:08 WIB
Yang terbaru, BPOM memberi EUA kepada vaksin Janssen dan vaksin Convidecia pada Selasa (7/9) lalu.
Ilustrasi vaksin Janssen. Pemerintah kembali menyatakan bahwa semua vaksin Covid-19 yang digunakan di Indonesia adalah aman dan berkhasiat, karena telah mendapat Persetujuan Penggunaan dalam Kondisi Darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) oleh BPOM. (Foto: REUTERS/Gaelen Morse)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pemerintah kembali menyatakan bahwa semua vaksin Covid-19 yang digunakan di Indonesia adalah aman dan berkhasiat, karena telah mendapat Persetujuan Penggunaan dalam Kondisi Darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Untuk itu, pemerintah melalui Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny Plate meminta masyarakat untuk tak ragu mengikuti vaksinasi Covid-19. Selain untuk melindungi diri sendiri, vaksinasi juga akan menjaga keluarga dan orang-orang terdekat.

"Hadirnya beragam jenis vaksin Covid-19 di Indonesia ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk mengamankan ketersediaan vaksin. Seluruh dunia sangat memerlukan vaksin Covid-19 saat ini, dan Indonesia memerlukan 400 juta lebih dosis vaksin. Oleh karenanya, pemerintah berupaya mendapatkan vaksin dari berbagai produsen," kata Johnny.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Yang terbaru, BPOM memberi EUA kepada vaksin Janssen pada Selasa (7/9) lalu. Berdasarkan pengujian kepada penerima vaksin yang berusia atas 18 tahun, vaksin produksi Johnson & Johnson ini memiliki efikasi untuk mencegah semua gejala Covid-19 sebesar 67,2 persen, dan efikasi untuk mencegah gejala Covid-19 sedang hingga berat sebesar 66,1 persen.

Kemudian, BPOM juga telah memberi EUA untuk vaksin Convidecia yang dikembangkan CanSino Biological Inc. dan Beijing Institute of Biotechnology. Efikasi vaksin Convidecia untuk perlindungan pada seluruh gejala Covid-19 adalah 65,3 persen, sedangkan efikasi untuk perlindungan terhadap kasus Covid-19 berat adalah 90,1 persen.

Johnny menyebut, vaksin Janssen dan Covidecia menjadi vaksin kedelapan dan kesembilan yang mendapatkan EUA pada tahun ini. Sebelumnya, ada tujuh vaksin yang memperoleh EUA lebih awal, yaitu Sinovac, Bio Farma, AstraZeneca, Sinopharm, Moderna, Pfizer, dan Sputnik V.

"Dari sembilan vaksin yang sudah mendapatkan EUA dari Badan POM, enam di antaranya telah digunakan di Indonesia. Kemudian, dalam waktu dekat, vaksin Janssen juga akan tiba di Indonesia," ujar Johnny.

Pakar imunisasi Elizabeth Jane Soepardi mendorong pemerintah memperluas cakupan vaksinasi, khususnya di daerah dengan tingkat kasus yang tinggi. Daerah padat penduduk dengan mobilitas masyarakat yang tinggi dinilai memiliki risiko penyebaran kasus COVID-19 yang juga lebih tinggi.

"Dengan cara ini otomatis cakupan imunisasi akan lebih cepat meningkat dibanding vaksin yang ada di distribusi secara merata," ujar peraih gelar doktor pada bidang oenelitian pelayanan kesehatan dari Universitas Erasmus, Belanda tersebut.

Jane menambahkan, varian delta jauh lebih cepat menular dengan perjalanan penyakit dua kali lebih cepat dan mematikan. Masyarakat yang masih enggan divaksin diharapkan dapat memahami bahwa vaksinasi akan membantu menghindarkan risiko kesehatan yang lebih parah akibat infeksi Covid-19 varian Delta.

"Sebanyak 99 persen kasus positif Covid-19 di Amerika Serikat terjadi pada mereka yang belum diimunisasi, kelompok anti vaksin, dan anti masker," kata Jane.

(rea)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER