Senada, seorang pengemudi ojek daring Tisno (33), juga berharap pemerintah dapat tetap memberikan bantuan tunai kepada masyarakat terdampak.
Ia berpendapat demikian sebab kondisi masih belum kembali seperti sedia kala karena Covid-19, walau sudah banyak masyarakat yang beraktivitas.
"Kalau dihilangkan sih kalau bisa jangan ya, banyak orang yang butuh soalnya. Dalam keadaan begini sangat membantu, kalau sudah normal boleh deh," ujarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Lain halnya dengan Umi Ani (59) seorang penjual minuman keliling di kelurahan Guntur, Jakarta Selatan. Ani mengaku tidak berharap banyak dengan bantuan sosial tersebut.
Pasalnya sampai saat ini ia tak kunjung mendapatkan bantuan tersebut dari pemerintah. Walaupun secara kriteria, ia mengaku memenuhi syarat penerimaan bantuan.
Karenanya, alih-alih menghentikan program tersebut, pemerintah harusnya mengecek kembali proses penyaluran program bantuan di lapangan. Selain itu pemerintah menurutnya juga perlu meningkatkan jumlah penerima program bantuan itu.
"Saya sih pasrah aja udah karena selama ini emang enggak dapat. Tapi harusnya jangan malah ditutup programnya, orang pandemi-nya aja belum selesai," tuturnya.
![]() |
Pernyataan berbeda disampaikan Gita (20), salah seorang karyawan swasta di bilangan Sudirman, Jakarta Selatan. Gita berpendapat langkah yang diambil pemerintah saat ini sudahlah tepat.
Sebab seiring dengan pelonggaran PPKM yang terjadi di pelbagai daerah, maka aktivitas ekonomi sudah mulai kembali berjalan. Kendati diakuinya, pemulihan ekonomi saat ini masih belum berjalan secara cepat.
"Keluarga ada yang dapet bansos, tapi enggak masalah sih kalau diberhentiin. Karena emang udah mulai berjalan normal lagi, dan lowongan-lowongan pekerjaan juga sudah mulai banyak. Tinggal dari kitanya juga yang usaha," ujarnya.
![]() |
Lihat Juga :![]() SUARA ARUS BAWAH Kala Rakyat Kecil Minta Jokowi Selamatkan Pegawai KPK |