Komnas HAM Perwakilan Papua Frits Bernard Ramandey mengatakan pihaknya menerima laporan dari empat tenaga kesehatan (nakes). Mereka mengaku sebagai korban penyerangan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) di Distrik Kiwirok, Pegunungan Bintang, Papua.
Ia menyebut keempat nakes itu mendatangi Komnas HAM Papua pada Senin (20/9).
"Korban yang mengalami secara langsung sudah mendatangi kantor Komnas HAM. Yang datang ke kantor Komnas HAM ada empat orang," kata Frits kepada CNNIndonesia.com, Rabu (22/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Frits menyebut mereka memberikan keterangan sebagai korban dan saksi. Frits berkata, mereka juga mengaku menyaksikan kejadian tewasnya nakes saat penyerangan itu.
"Mereka memberi testimoni ketika mereka diserang. Bagaimana melihat korban meninggal dalam jarak yang tidak terlalu jauh, mereka menyaksikan," kata dia.
"Korban selamat yang ditusuk di paha sampai selangkangan, dan lain sebagainya. Itu mereka memberikan testimoni ke kami," imbuhnya.
Frits menyatakan pihaknya enggan menyebut pelaku penyerangan tersebut adalah OPM. Sebab, menurutnya, para pimpinan termasuk Panglima OPM Amos Sorondanja menghentikan seruan perang. Menurut Frits, pelaku penyerangan itu lebih tepat disebut kelompok sipil bersenjata.
"Kalau kemudian mereka menggunakan cara-cara kekerasan kita sulit juga mengatakan itu OPM," ucapnya.
Selain empat nakes itu, Komnas HAM juga menerima laporan dari seorang prajurit TNI. Frits mengatakan TNI itu datang pada Selasa (21/9).
Terkait itu, Frits mengatakan Komnas HAM masih harus mendalami kasus penyerangan di Distrik Kiwirok.
Sebelumnya, aktivis HAM dan pengacara publik Papua, Veronica Koman mendesak agar Komnas HAM melakukan investigasi terkait meninggalnya nakes di Papua. Ia menyebut investigasi harus dilakukan karena terdapat dua versi kronologi terkait peristiwa tersebut.
TPNPB-OPM melancarkan serangan di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Senin (13/9). Kelompok prokemerdekaan Papua itu merusak dan membakar sejumlah fasilitas kesehatan dan pendidikan.
TNI-Polri melaporkan dua nakes sempat hilang dalam kejadian tersebut. Kedua nakes itu kemudian ditemukan di jurang. Salah satunya, Gabriella Meilan, ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.
TNI mengevakuasi sembilan orang nakes ke Jayapura usai serangan tersebut. Para nakes harus menjalani perawatan lebih lanjut karena serangan tersebut.
Sementara itu, TPNPB-OPM mengakui telah menyerang fasilitas publik, seperti puskesmas dan gedung sekolah di Distrik Kiwirok pada 13-14 September 2021.
Mereka mengklaim aksi tersebut dilakukan sebagai bentuk perlawanan untuk dapat memisahkan diri dari Indonesia. TPNPB-OPM mengatakan siap jika perbuatannya dibawa ke hukum internasional.
(yla/pmg)