Josias tak menampik banyak isu atau asumsi terkait aksi penyerangan terhadap para tokoh agama ini. Namun, karena aksi penyerangan ini adalah sebuah kejahatan atau tindak pidana, maka kepolisian lah yang memang harus membuktikan atau menjelaskannya lewat penyelidikan dan penyidikan.
"Kita kembalikan kepada penyelidikan dan penyidikan pihak Polri terkait kasus itu. Harusnya memang paparan atau disampaikan ke publik kasus-kasus itu seperti apa," tuturnya.
Di sisi lain, Bambang menyatakan berkembangnya asumsi atau dugaan lain terkait penyerangan ustaz ini, tak bisa disalahkan begitu saja. Menurut Bambang, asumsi lain yang beredar, salah satunya disebabkan belum ada penyelesaian kasus yang menyeluruh dan transparan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Asumsi masyarakat dengan logika kriminologi tadi tentunya juga tak bisa disalahkan begitu saja. Apalagi, kasus semacam ini sudah berulang kali," tutur Bambang.
Untuk menuntaskan kasus penyerangan para tokoh agama ini, Bambang menyarankan kepolisian membuat langkah terobosan, misalnya, dengan membuat suatu satgas.
Lewat satgas ini, lanjutnya, diharapkan kepolisian tak hanya mengungkap para pelaku. Tetapi, juga bisa mengungkap motif di balik aksi penyerangan tersebut.
Apakah itu motif kebencian terhadap agama tertentu atau murni sebagai sebuah aksi kejahatan semata.
"Itu yang harus diungkap secara tuntas dan transparan," ucap Bambang.
Bambang juga menuturkan bahwa keberadaan satgas ini juga bisa menepis isu-isu liar yang berkembang di masyarakat atas aksi penyerangan ini.
"Pembentukan satgas oleh kepolisian juga bisa menepis asumsi-asumsi liar yang muncul di masyarakat bahwa ini by design untuk untuk memunculkan kebencian antar umat beragama," ujarnya.
Di luar itu semua, kata Bambang, hal penting yang juga harus dilakukan adalah membangun sistem keamanan di masyarakat.
Salah satu caranya dengan memasang kamera CCTV di tempat ibadah. Hal lain yang juga bisa dilakukan adalah memasang metal detector.
"Atau minimal penggunaan garret oleh security tempat ibadah akan lebih baik, karena logikanya memang tak ada kepentingannya membawa senjata ke tempat ibadah," kata Bambang.
Mabes Polri telah memastikan jajaran kepolisian di seluruh Indonesia akan mengusut setiap kasus penyerangan terhadap ustaz atau penceramah yang tengah kerap terjadi dalam beberapa waktu terakhir.
"Kami usut setiap kejadian yang ada," kata Kadiv Humas Polri, Irjen Argo Yuwono saat dikonfirmasi, Kamis (23/9).
Dalam hal ini, Argo turut menanggapi sejumlah desakan dari organisasi masyarakat (ormas) ataupun kelompok keagamaan untuk mengusut motif dari setiap pelaku penyerangan.
Termasuk sebelumnya, Muhammadiyah sempat meminta agar aktor intelektual di balik maraknya penyerangan tokoh agama tersebut turut dibongkar.
"Semoga tidak ada (aktor intelektual). (Polisi) tetap melaksanakan tugas sesuai prosedur," kata Argo.
(dis/wis)