RSUP Sanglah Kremasi 25 Jenazah Telantar, Terlama Sejak 2019

CNN Indonesia
Kamis, 23 Sep 2021 11:35 WIB
25 jenazah dikremasi pihak RSUP Sanglah, Denpasar karena telantar. Dari sejumlah jenazah itu, jenazah terlama tercatat sudah di ruang forensik sejak 2019.
Ilustrasi kremasi jenazah. (CNN Indonesia/ Adi Maulana)
Jakarta, CNN Indonesia --

Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah, Denpasar, Bali, melakukan kremasi terhadap 25 jenazah telantar. Dari sejumlah jenazah tersebut, ada yang sudah telantar sejak 2019.

"25 jenazah. Jenazah terlama yang tersimpan di forensik itu dari 2019," kata Direktur Perencanaan Organisasi dan Umum RSUP Sanglah Denpasar Ni Luh Dharma Kerti Natih, Kamis (23/9).

Dari sejumlah jenazah telantar itu, kata Dharma Kerti, biaya perawatan dari masih berstatus pasien hingga pemulasaraan menghabiskan dana hingga Rp 2,6 miliar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Cukup banyak juga kalau dihitung dari sisi biaya perawatan dan pemulasaraan jenazah sampai saat ini," terangnya.

Dharma Kerti mengatakan semua biaya tersebut ditanggung oleh RSUP Sanglah, Denpasar, melalui dana corporate social responsibility (CSR).

"Tidak ada support dana dari mana pun dan ini adalah hasil kinerja dari Rumah Sakit Sanglah tentunya, ini bisa menjadi CSR bagi Rumah Sakit Sanglah setiap tahunnya," kata dia.

Jumlah jenazah yang telantar ini menurun dibandingkan beberapa tahun sebelumnya, yang bisa mencapai lebih dari 30. Dharma Kerti mengatakan saat itu pihaknya belum melakukan upaya untuk menghubungi berbagai komunitas atau masyarakat yang bisa membantu proses kremasi atau penanganan jenazah.

Namun belakangan, kata dia, semakin banyak komunitas yang memberikan kontribusi dalam prosesi kremasi ataupun penanganan jenazah. Salah satunya Majelis Ulama Indonesia (MUI) berinisiatif mengurus jenazah yang sudah teridentifikasi beragama Islam.

Selain itu, ada beberapa komunitas yang menghubungi para keluarga jenazah. Dengan bantuan tersebut, beberapa jenazah akhirnya bisa dimakamkan secara layak oleh keluarganya.

"Kalau dulu mungkin sangat banyak (jenazah telantar), dalam satu tahun mungkin lebih dari 30," kata dia.

"Dan tahun ini kita bisa melakukan kremasi karena tidak jelas agamanya dan keluarganya juga tidak ada yang mengambil mereka. Sehingga kita lakukan secara agama Hindu dengan kremasi," tambahnya.

Baca selengkapnya di sini....

(ain)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER