Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Badan Intelijen Negara (BIN) meningkatkan capaian vaksinasi Covid-19 lewat program dari pintu ke pintu (door to door). Hal itu ia sampaikan usai meninjau vaksinasi di perkampungan nelayan, Cilacap, Jawa Tengah.
Jokowi mengatakan vaksinasi jemput bola ini bisa menggaet banyak masyarakat. Dengan demikian, proses vaksinasi secara nasional bisa berjalan lebih cepat.
"Untuk mengajak lebih banyak lagi masyarakat yang mau divaksin. Kita harapkan dengan pelayanan seperti ini makin banyak masyarakat yang ikut dalam program vaksinasi massal," kata Jokowi, disiarkan kanal Youtube Sekretariat Presiden, Kamis (23/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada kesempatan itu, Jokowi kembali mengingatkan masyarakat agar tak lengah usai divaksinasi Covid-19. Ia ingin masyarakat tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan selama pandemi berlangsung.
"Jangan lupa, meskipun sudah divaksin, kita tetap harus menjaga protokol kesehatan, utamanya memakai masker," ujar mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Dalam kesempatan itu, Jokowi menyaksikan penyuntikan vaksin Covid-19 bagi warga di perkampungan nelayan. Ia juga sempat meninjau vaksinasi Covid-19 bagi pelajar di SMAN 2 Cilacap.
Vaksinasi serupa juga digelar BIN di 9 provinsi lainnya pada saat bersamaan. Total peserta vaksinasi yang digelar BIN pada hari ini mencapai 107 ribu orang.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan pihaknya akan menyimpan vaksin Covid-19 yang datang pada akhir September 2021 untuk vaksinasi dosis dua masyarakat. Langkah ini diambil untuk mengantisipasi kekosongan vaksin Covid-19, khususnya Sinovac pada bulan depan.
"Karena kita takut nanti Oktober itu vaksinnya terlambat datang jadi kita sudah prepare untuk dosis dua," kata Pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan PPSDM Kesehatan Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) yang disiarkan melalui kanal YouTube Komisi IX DPR RI Channel, Kamis (23/9).
Maxi menjelaskan vaksin Covid-19 yang tiba sepanjang bulan ini sebanyak 83,2 juta dosis, mulai Sinovac, AstraZeneca, Pfizer, Sinopharm, hingga Johnson & Johnson. Sementara pada Oktober 2021, Indonesia dijadwalkan hanya menerima sebanyak 62,9 juta dosis, termasuk vaksin dari Novavax.
Menurutnya, Indonesia hanya akan menerima sekitar 4,6 juta dosis vaksin Sinovac pada bulan depan. Padahal sepanjang bulan ini, sekitar 48,3 juta dosis vaksin Sinovac baik dalam bentuk bulk ataupun vaksin jadi diterima pemerintah.
"Makanya kalau kita tidak prepare minggu 4-5 ini, karena tidak ada Sinovac banyak lagi di bulan Oktober sehingga kami putuskan minggu 4-5 ini Sinovac kita siapkan untuk dosis dua," ujarnya.
Sebelumnya, pemerintah menggencarkan vaksinasi Covid-19 pascalonjakan kasus pertengahan 2021. Pemerintah pun menjadikan vaksinasi sebagai indikator penentuan status Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di seluruh daerah.
Hingga saat ini, 83,25 juta orang di Indonesia telah menerima vaksin Covid-19. Sebanyak 46,98 juta di antaranya telah menuntaskan dua dosis vaksin.
(dhf/khr/fra)