Mantan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan mengaku sibuk mengisi berbagai pelatihan di beberapa universitas dan instansi lainnya usai dipecat lantaran tak lulus tes wawasan kebangsaan (TWK).
Novel memberikan pelatihan-pelatihan itu sementara waktu karena belum ada pekerjaan baru selepas dipecat KPK pada 30 September lalu.
"Tentunya sementara ini saya memang lagi istirahat. Saya banyak mengisi kegiatan dengan zoom. Memberikan berbagai pelatihan-pelatihan dan kegiatan lain di beberapa Universitas dan instansi tertentu," kata Novel saat ditemui di kawasan Jatirahayu Bekasi, Jawa Barat, Senin (11/10) malam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Novel tak merinci jenis pelatihan apa saja yang dilakukannya belakangan ini. Ia mengatakan kegiatan itu dilakukan semata-mata untuk bisa memberikan sumbangsihnya untuk masyarakat luas.
Ia menegaskan bahwa perjuangan para pegawai yang telah dipecat KPK belum berakhir sampai di sini. Masih ada tahapan-tahapan ke depan yang masih harus dijalani bersama.
"Tahapan berikutnya masih terus berjalan. Perbuatan yang dilakukan sewenang-wenang, melawan hukum dan tak mengikuti kaidah-kaidah yang tak dibenarkan tak boleh dimaklumi untuk dibiarkan," kata Novel.
Di sisi lain, Novel mengaku prihatin dengan sikap yang ditunjukkan oleh para pimpinan KPK saat ini. Baginya, mereka kerap melanggar hukum dan bertindak sewenang-wenang dalam upaya pemberantasan korupsi.
"Ini jauh dari pilihan kita untuk memberantas korupsi yang ideal di Indonesia," kata Novel.
Novel menaruh harapan kepada KPK untuk terus memberantas korupsi dengan serius dan sungguh-sungguh. Bukan seperti yang ditunjukkan oleh KPK saat ini yang seperti enggan memberantas korupsi.
"Tak seperti sekarang yang justru banyak masalah-masalah yang ditutupi. Seperti tak punya keinginan berantas korupsi. Karena itu membuat kita sedih dan prihatin," kata Novel.
Selain itu, Novel turut mengapresiasi rencana Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang ingin merekrut eks pegawai KPK yang dipecat menjadi ASN Polri.
Meski demikian, Ia mengaku masih melihat terlebih dulu rencana-rencana tersebut. Ia menekankan bahwa para eks pegawai KPK masih memiliki keinginan untuk terus berkontribusi maksimal bagi kepentingan negara.
"Tentu saya bersama kawan-kawan ingin berkontribusi sebaliknya untuk kepentingan negara. Karena itu kami ingin melihat nanti rencananya seperti apa dan seterusnya," kata Novel.
"Bila kami punya peluang dan dipandang penting berkontribusi untuk kepentingan negara yang lebih besar, itu akan jadi pilihan kami. Tapi kami harus melihat dulu," tambahnya.
57 pegawai KPK sebelumnya mendapat tawaran menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) di Polri. Namun, mereka belum menyatakan sikap bulat untuk bergabung atau tidak.
Sejumlah pegawai KPK yang dipecat oleh Firli Bahuri memilih membuka usaha untuk mengisi waktu sementara.
Data yang dihimpun mantan Ketua Wadah Pegawai KPK, Yudi Purnomo Harahap, setidaknya ada 7 mantan pegawai yang membuka usaha berjualan.
Mereka yakni mantan pegawai Fungsional Biro Hukum KPK, Juliandi Tigor Simanjuntak, mantan penyelidik, Ronald Paul Sinyal; mantan Spesialis Humas Muda, Ita Khoiriyah alias Tata; hingga mantan pegawai bidang Deteksi dan Analisis Korupsi, Panji Prianggoro.
(rzr/bmw)