Profil Tiga Kiai di Bursa Ketum PBNU: Said, Yahya & Marzuki
Kandidat calon Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) masa bakti 2021-2026 belakangan ini sudah mulai bermunculan di tengah publik.
Tercatat, tiga Kiai senior NU sudah menyatakan kesediaannya untuk maju dalam bursa Muktamar NU ke-34 di Lampung bulan Desember mendatang.
Muktamar merupakan forum tertinggi pengambilan keputusan di tubuh organisasi NU. Tak melulu soal pemilihan Ketua Umum PBNU, Muktamar NU juga memiliki sejumlah agenda yang membahas tentang masalah keumatan dan kebangsaan. Namun, tetap saja pemilihan Rais Aam hingga Ketum PBNU tetap dinantikan dalam gelaran tersebut.
CNNIndonesia.com sudah merangkum tiga Kiai senior NU yang sudah menyatakan kesiapannya untuk maju sebagai kandidat Ketum PBNU berikutnya. Mereka di antaranya Ketum PBNU saat ini Said Aqil Siroj, Katib Aam PBNU Yahya Cholil Staquf hingga Ketua Umum PWNU Jawa Timur Marzuki Mustamar.
Said Aqil Siraj
Said Aqil menyatakan siap maju menjadi calon Ketum PBNU apabila diminta oleh para kiai dan pengurus NU untuk mengabdi di periode ketiganya nanti. Hal itu ia utarakan ketika tengah bersafari ke sejumlah pondok pesantren besar di Jawa Timur.
"Kalau diminta [kiai] saya harus maju. Kalau enggak, ya, enggak," ucap Said.
Said Aqil bukan nama baru di lingkup PBNU. Ia tercatat telah memimpin PBNU dua periode mulai dari 2010-2015 dan terpilih kembali di Muktamar Jombang untuk periode 2015-2020.
Said lahir di Pondok Pesantren Kempek, Cirebon, Jawa Barat, Indonesia, pada 3 Juli 1953. Ayah dari Said adalah Aqiel Siroj yang merupakan salah satu Kiai NU tersohor di Cirebon dan termasuk dalam jejaring ulama di Karesidenan Cirebon.
Said mengenyam pendidikan tinggi mulai dari sarjana hingga doktoral di Arab Saudi. Said mendapatkan gelar sarjana dari Universitas King Abdul Azis, Jeddah pada 1980-1982.
Ia melanjutkan studi master di Universitas Ummul al-Qura, Mekkah, Saudi pada tahun 1982-1987. Di jurusan dan universitas yang sama pula Said meraih gelar doktoral pada 1987-1994.
Di internal NU, Said sempat menduduki posisi Katib Aam PBNU pada masa Ketua Umum PBNU masih dipegang Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
Dari pengalaman pemerintahan, Said sempat tercatat sebagai anggota MPR Fraksi Utusan Golongan dari NU sejak 1999 hingga 2004.
Kini, ia juga masih tercatat sebagai Anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP). Said juga menjabat sebagai komisaris utama merangkap komisaris independen PT Kereta Api Indonesia (Persero).
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) PBNU tak melarang posisi ketua umum dijabat orang yang sama lebih dari dua periode. Said, kini digadang-gadang menjadi calon terkuat Ketum PBNU kembali. Beberapa dukungan dari pelbagai kalangan telah menyeruak untuk mendukungnya kembali belakangan ini. Terakhir, Sekjen PBNU Helmy Faishal Zaini mendukungnya untuk maju kembali.
Klik untuk selanjutnya, Yahya Cholil Staquf..