Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 mengakui dalam tiga bulan terakhir jumlah pemeriksaan deteksi virus corona (covid-19) terhadap warga lebih banyak menggunakan metode rapid test antigen, ketimbang metode polymerase chain reaction (PCR) dan Tes Cepat Molekuler (TCM).
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyebut, kendati PCR sampai saat ini merupakan golden standard test covid-19. Namun dengan agresifnya rapid test antigen menurutnya menunjukkan bahwa penularan kasus covid-19 di Indonesia menurun, sehingga pemeriksaan mayoritas screening dan bukan penelusuran kontak erat.
"Angka gabungan PCR dan TCM yang rendah ini dapat menandakan jumlah orang yang bergejala maupun kontak eratnya juga menurun drastis," kata Wiku dalam konferensi pers yang disiarkan melalui kanal YouTube BNPB Indonesia, Selasa (12/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wiku membeberkan, selama periode lonjakan kasus covid-19 kedua yang terjadi pada sekitaran Juli 2021 lalu, PCR dan TCM lebih banyak digunakan ketimbang rapid test antigen. Apabila diukur, saat itu pemerintah melakukan pemeriksaan PCR dan TCM kepada 702.749 orang, sementara untuk rapid test antigen hanya 444.044 orang.
Lihat Juga :![]() UPDATE CORONA 12 OKTOBER 2021 Rangkuman Covid: Risiko Gelombang 3 Covid-19 di Akhir Tahun |
Namun periode pascalonjakan kedua itu, ketika kasus sudah mulai turun, jumlah pemeriksaan covid-19 di Indonesia didominasi rapid test antigen yang naik empat kali lipat. Misalnya pada sepekan terakhir, pemeriksaan menggunakan rapid test antigen mencapai 963.237 orang, sementara PCR dan TCM hanya berada di 265.197 orang.
"Dan, sudah empat minggu berturut-turut, jumlah orang yang diperiksa dalam seminggu 1.203.873 orang," kata Wiku.
Kendati demikian, Wiku juga mewanti-wanti kepada seluruh pelayanan kesehatan agar menggunakan rapid test antigen sesuai standar pemerintah.
Ada tiga aspek yang perlu dipenuhi. Pertama yakni alat rapid test tersebut memiliki akurasi tinggi yang dibuktikan dengan izin edar dari Kementerian Kesehatan. Kedua, sampel diambil petugas kesehatan yang terlatih, dan ketiga dilengkapi tes konfirmasi PCR atau TCM jika tersedia untuk orang bergejala ataupun kontak erat.
(khr/kid)