Data PeduliLindungi akan Terintegrasi Aplikasi untuk Umrah

CNN Indonesia
Rabu, 13 Okt 2021 08:50 WIB
Data dalam aplikasi PeduliLindungi akan segera diintegrasikan dengan Aplikasi Tawakalna untuk keperluan jemaah umrah Indonesia.
Aplikasi PeduliLindungi. (Foto: CNN Indonesia/Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia --

Direktur Bina Umrah dan Haji Khusus Kementerian Agama, Nur Arifin mengatakan bahwa Kementerian Kesehatan RI akan melakukan integrasi data antara aplikasi PeduliLindungi dengan aplikasi Tawakalna bagi calon jemaah umrah asal Indonesia.

Upaya itu dilakukan agar barcode atau kode batang vaksin milik calon jemaah umrah nantinya bisa terbaca oleh mesin pindai di Arab Saudi saat penyelenggaraan ibadah umrah nanti.

"Dalam rapat juga diinformasikan bahwa saat ini Kemenkes RI sedang berkoordinasi dengan otoritas Arab Saudi terkait integrasi data PeduliLindungi dengan aplikasi Tawakalna," kata Nur dalam keterangan resminya yang dikutip Rabu (13/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Diketahui, Tawakalna merupakan aplikasi resmi yang disetujui oleh Kerajaan Saudi untuk membatasi penularan virus corona bagi warga di negara tersebut. Aplikasi yang sudah diluncurkan sejak Juni 2020 lalu itu memiliki fitur sebagai "paspor kesehatan" online terkait vaksin dan mengelola perizinan selama jam malam yang berlaku di Arab Saudi.

Lebih lanjut, Nur menekankan bahwa aspek akses data dan penggunaan aplikasi sangat penting dalam mempersiapkan teknis penyelenggaraan umrah di masa pandemi. Sebab, umrah akan banyak memanfaatkan layanan sistem informasi.

"Alhamdulillah, kita sampai pada kesepakatan, Kemenkes setuju untuk membuka data pada aplikasi Pedulilindungi dalam rangka mendukung penyelenggaraan ibadah umrah," kata Nur Arifin.

"Kemenkes akan menyediakan fasilitas website tertentu bagi publik untuk dapat mengakses data sertifikat vaksin dalam aplikasi Pedulilindungi, saat QR Code dilakukan scanning," sambungnya.

Menurutnya, teknis pembukaan akses data ini akan ditindaklanjuti bersama antara Kemenkes dengan Kemenag.

Ia menjelaskan ada dua alternatif skema yang muncul. Pertama, alternatif QR Code dicetak manual dan dibawa masing-masing jemaah. Kedua, QR code dimasukkan dalam aplikasi Siskopatuh dan akan dicetak pada kartu identitas jemaah umrah.

Kedua alternatif itu dilakukan untuk memudahkan pembacaan data saat di-scan oleh otoritas Arab Saudi saat kedatangan di bandara Arab Saudi.

"Dua skema ini akan kita matangkan untuk bisa memberikan layanan terbaik kepada jemaah dalam penyelenggaraan umrah di masa pandemi ini," kata dia.

Sebelumnya, Konsul Haji KJRI Jeddah Endang Jumali sempat mengeluhkan barcode atau kode batang vaksin Covid-19 yang dikeluarkan oleh Kemenkes RI tak bisa terbaca oleh sistem pemindai yang tersedia di bandara-bandara Arab Saudi.

Kondisi itu dikhawatirkan akan menyulitkan para jemaah asal Indonesia bila nantinya bisa berangkat ke Saudi untuk menunaikan ibadah umrah.

(rzr/wis)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER