UPDATE CORONA 13 OKTOBER

Rangkuman Covid: Ancaman Gelombang 3, PNS Dilarang Cuti

CNN Indonesia
Rabu, 13 Okt 2021 17:34 WIB
Ilustrasi Covid-19 di Indonesia. (CNN Indonesia/Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kondisi pandemi virus corona (covid-19) di Indonesia cenderung mengalami pelandaian dalam dua bulan terakhir. Penambahan kasus konfirmasi positif covid-19 dan kasus aktif turun cukup signifikan apabila dibandingkan pada gelombang kedua covid-19 sewaktu Juni-Agustus lalu.

Pemerintah juga sudah tak mencatat lagi penambahan zona merah atau daerah dengan risiko penularan tinggi akan covid-19 selama lima pekan berturut-turut. Malah, zona hijau ada daerah dengan risiko rendah penularan covid-19 bertambah dari sepekan lalu.

Kendati demikian, sejumlah ahli kesehatan dan epidemiolog memprediksi gelombang ketiga covid-19 yang berpotensi terjadi di akhir tahun bisa berdampak lebih buruk. Kondisi itu dikhawatirkan terjadi akibat mobilitas warga saat libur panjang, hingga potensi merebaknya sejumlah varian baru mutasi virus SARS-CoV-2.

CNNIndonesia.com telah merangkum peristiwa dan informasi perihal perkembangan kasus covid-19 di Indonesia dalam 24 jam terakhir, sebagaimana berikut:

Zona Hijau RI Jadi Lima Daerah

Data milik Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 per 10 Oktober yang baru dirilis pada hari ini, Rabu (13/10) mencatat penambahan zona hijau atau wilayah yang tidak mengalami penambahan kasus virus corona, menjadi dua daerah yakni Kabupaten Tambrauw di Papua Barat, Kabupaten Buru Selatan di Maluku.

Dengan tambahan itu tercatat lima wilayah masuk zona hijau dalam sepekan terakhir. Tiga daerah lain yang lebih dulu berstatus zona hijau yakni Kabupaten Pegunungan Arfak di Papua Barat, Kota Tual di Provinsi Maluku, serta Kabupaten Intan Jaya di Papua.

Potensi Gelombang Ketiga Lebih Buruk Apabila Vaksinasi Rendah

Epidemiolog dari Universitas Airlangga Windhu Purnomo menilai ancaman gelombang ketiga virus corona yang diprediksi terjadi akhir tahun hingga awal tahun dapat bersifat lebih parah dari gelombang kedua covid-19 pada Juli lalu apabila target program vaksinasi virus corona (covid-19) di Indonesia gagal tercapai.

Windhu juga mewanti-wanti masih ada potensi imunitas warga menurun baik itu antibodi yang didapatkan melalui vaksinasi ataupun yang didapatkan secara infeksi alamiah. Ia kemudian memperkirakan, apabila memang mayoritas warga mendapat imunitas alamiah pada Juli lalu saat kasus sedang tinggi-tingginya.

Maka besar kemungkinan imunitas tersebut bertahan sekitar enam bulan. Dengan begitu, Januari 2022 merupakan masa-masa rentan penularan covid-19 kembali menjangkiti masyarakat Indonesia secara masif apabila memang tidak ada pembatasan dan kemudian kepatuhan terhadap protokol kesehatan covid-19 merosot di tengah masyarakat.

DKI Disebut Tak Kebal Potensi Gelombang Ketiga

Epidemiolog Universitas Griffith Australia Dicky Budiman mengatakan DKI Jakarta tetap bisa mengalami gelombang ketiga Covid-19 meski capaian vaksinasi dosis dua di Ibu Kota sudah 97 persen.

Dicky menjelaskan, meski secara statistik capaian vaksinasi DKI sudah lebih dari ambang batas untuk mencapai herd immunity atau kekebalan kelompok, potensi penularan masih tetap ada. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan ambang batas untuk mencapai kekebalan kelompok yakni 80 persen dari total populasi.

Varian Baru Dinilai Picu Potensi Gelombang Tiga Covid di RI

Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman memprediksi ancaman gelombang tiga virus corona yang kemungkinan besar bisa terjadi di Desember 2021, salah satunya dipicu oleh ancaman dari sejumlah varian baru mutasi virus SARS-CoV-2.

Dicky pun menilai, potensi lonjakan kasus covid-19 tak hanya terkait aktivitas Natal dan Tahun baru (Nataru). Relaksasi dari pemerintah yang juga mulai membuka akses masuk wisatawan mancanegara berpotensi besar membawa penularan baru varian covid-19.

IDI Trauma Gelombang 1 dan 2 Covid


BACA HALAMAN BERIKUTNYA
HALAMAN :