Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mewanti-wanti potensi kejadian luar biasa (KLB) akibat menurunnya capaian imunisasi rutin di Indonesia.
Nadia mengatakan di tengah ancaman gelombang ketiga Covid-19, Indonesia juga dihadapkan pada ancaman KLB akibat cakupan imunisasi dasar lengkap per provinsi yang terus menurun.
Lihat Juga :![]() Update Corona 13 Oktober Rangkuman Covid: Ancaman Gelombang 3, PNS Dilarang Cuti |
"Kami ingin mengingatkan kembali selain Covid-19, kita juga memiliki risiko tinggi munculnya KLB atas penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi, seperti campak, difteri, dan polio," kata Nadia dalam konferensi virtual, Rabu (13/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut data Kemenkes hingga Agustus 2021, cakupan imunisasi dasar lengkap menurun hingga 43,3 persen. Hanya Provinsi Banten yang mencapai target imunisasi dasar lengkap menurut data Agustus 2021.
Kondisi itu, menurut Nadia, dapat menurunkan kekebalan tubuh anak-anak menjadi rentan terkena penyakit yang semestinya bisa dihindari dengan imunisasi.
"Kami ingin mengingatkan agar Pemda dapat memberikan perhatian pada cakupan imunisasi anak di wilayahnya," ujar Nadia.
Selain itu, Nadia menyampaikan peningkatan imunisasi dasar lengkap pada anak bisa segera dilakukan ketika kasus Covid-19 di Indonesia menunjukkan pelandaian. Pemda diminta bergerak aktif memberikan pelayanan imunisasi di pos pelayanan terpadu.
"Kita harus melakukan upaya untuk melengkapi cakupan imunisasi rutin terutama saat Covid-19 bisa dikendalikan," tuturnya.
Sebelumnya Nadia menyinggung soal prediksi gelombang ketiga pandemi Covid-19 yang disebut bakal terjadi akhir Desember ini. Meski saat ini terjadi penurunan kasus secara harian, pihaknya mengaku akan tetap memonitor perkembangan kasus di daerah dan melakukan antisipasi agar gelombang ketiga bisa ditangani.
Ancaman gelombang ketiga Covid-19 diprediksi terjadi pada Desember 2021 hingga awal tahun depan. Gelombang ketiga Covid-19diprediksi lebih parah dari gelombang kedua pada Juli lalu apabila target program vaksinasi di Indonesia gagal tercapai.
![]() |