Jurus Smackdown Polisi Amankan Demo Berujung Ancaman Sanksi

CNN Indonesia
Kamis, 14 Okt 2021 07:37 WIB
Seorang mahasiswa yang tengah berunjuk rasa dibanting oleh polisi hingga kejang-kejang di Tangerang (CNN Indonesia/Eko)
Jakarta, CNN Indonesia --

Seorang mahasiswa bernama Fariz yang merupakan kader Himpunan Mahasiswa Tangerang (HIMATA) pingsan setelah dibanting ala 'smackdown' oleh anggota kepolisian.

Peristiwa itu terjadi saat pengamanan aksi demo yang digelar mahasiswa di depan Kantor Bupati Tangerang, Rabu (13/10) kemarin.

Tindakan polisi membanting Fariz terekam dalam sebuah video dan beredar luas di media sosial. Dalam video, terlihat anggota polisi yakni Brigadir NP mengunci tubuh korban, lalu diangkat untuk kemudian dibanting ke lantai dari belakang.

Korban yang dibanting itu sontak tergeletak. Beberapa orang berseragam polisi kemudian menghampiri mahasiswa itu dan membantunya bangkit.

Atas peristiwa ini, Kapolda Banten, Irjen Rudy Heriyanto meminta maaf secara langsung kepada korban dan kedua orang tuanya di Polresta Tangerang.

"Kapolda Banten meminta maaf secara langsung kepada sdr.MFA dan orangtuanya atas tindakan pengamanan oknum Polresta Tangerang yang tidak prosedural dan akan menindak tegas setiap pelanggaran prosedur pengamanan aksi unjuk rasa," tulis unggahan akun Instagram @polreskotatangerang.

Permintaan maaf juga turut disampaikan oleh Kombes Wahyu Sri Bintoro, selaku pimpinan di wilayah hukum Polresta Tangerang.

Polda Banten menyatakan akan memberikan tindakan tegas setelah melakukan pemeriksaan internal.

"Pasti (ada sanksi), Polda Banten sudah konsen dari pak Kapolda bahwa kesalahan dalam prosedur pengamanan itu harus dilakukan penindakan. Pasti kita tidak akan membiarkan kesalahan teknis dalam prosedur pengamanan di mana pun terjadi di Banten," tutur Kabid Humas Polda Banten AKBP Shinto Silitonga.

Kapolresta Tangerang Kombes Wahyu Sri Bintoro menyampaikan bahwa Brigadir NP tengah diperiksa oleh Divisi Propam Mabes Polri dan Divisi Propam Polda Banten.

Wahyu juga menyampaikan bahwa dalam pengakuannya, Brigadir NP mengaku tindakannya yang dilakukannya bersifat refleks.

"Dirinya mengaku tindakan itu bersifat refleks dan tidak ada tujuan melukai korban," kata Wahyu.

Sejauh ini, kepolisian juga telah membawa mahasiswa tersebut ke rumah sakit untuk dicek kondisi kesehatannya.

(dis/bmw)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK