Istri Ridwan Kamil Bantah Susur Sungai Ciamis Agenda Pramuka

CNN Indonesia
Minggu, 17 Okt 2021 14:48 WIB
Akibat kegiatan susur sungai, 11 siswa pesantren di Ciamis hanyut terbawa arus hingga meninggal dunia (ANTARA FOTO/ADENG BUSTOMI)
Jakarta, CNN Indonesia --

Ketua Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Jawa Barat Atalia Praratya menyatakan susur sungai hingga mengakibatkan korban jiwa di Ciamis bukan kegiatan Pramuka.

Istri dari Gubernur Jabar Ridwan Kamil itu menyebut susur sungai merupakan kegiatan mandiri yang dilakukan secara rutin oleh pihak MTs Harapan Baru Ponpes Cipasung Kabupaten Ciamis.

"Kegiatan ini adalah bukan kegiatan pramuka, karena MTs yang bersangkutan bukan termasuk Gugus Depan, juga tidak melaksanakan ekskul Pramuka," kata Atalia usai meninjau lokasi kejadian di Sungai Cileueur Dusun Wetan Desa Utama, Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis, Sabtu (16/10).

"Tapi ini adalah kegiatan panduan mandiri yang dilakukan secara rutin oleh sekolah yang bersangkutan," sambungnya.

Berdasarkan informasi pihak ponpes, Atalia mengatakan kegiatan susur sungai tersebut murni diinisiasi oleh pesantren.

Tujuannya adalah memupuk untuk mendidik santriwan dan santriwati untuk mencintai lingkungan.

Atalia lalu menjelaskan bahwa Pramuka memiliki pedoman No 277 Tahun 2007 yang mengatur tentang pedoman pelaksanaan dan manajemen resiko kegiatan Pramuka, termasuk di dalamnya kegiatan susur sungai.

Berdasarkan Surat Edaran Kwarnas, saat ini pihak gerakan Pramuka masih menunda segala bentuk kegiatan tatap muka yang menghadirkan banyak peserta, seperti perkemahan, seminar, pelatihan, dan sebagainya, sampai waktu yang ditentukan kemudian.

Meski demikian, Atalia mengatakan bahwa peristiwa ini merupakan musibah dan tidak perlu saling menyalahkan.

"Ini adalah musibah yang tidak bisa kita hindari dan tidak perlu menyalahkan siapapun. Saat ini saya hadir sebagai kepanjangan tangan Gubernur atas nama Pemda Provinsi Jawa Barat," kata dia.

Sebanyak 21 siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs) Harapan Baru Cijantung, di Ciamis, Jawa Barat terseret arus ketika melakukan kegiatan susur sungai pada Jumat lalu (15/10).

Dari 21 siswa yang hanyut, 11 di antaranya meninggal dunia. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ciamis mengatakan korban jiwa ditemukan 50 meter dari lokasi kegiatan.

"Kami melakukan penyelaman dan pengangkatan korban 50 meter dari tempat pertama hanyut, dan di tempat ditemukannya jenazah arusnya tenang kedalaman sekitar 4 meter," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Ciamis Memet Hikmat mengutip Antara.

"Dalam kejadian itu siswa sedang melakukan kegiatan Pramuka susur sungai membersihkan sampah di sungai," sambungnya.

(hyg/bmw)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK