MTs Harapan Baru Ciamis menghentikan sementara pembelajaran tatap muka (PTM) dan kembali menggelar kegiatan belajar daring di rumah imbas insiden maut di susur sungai pekan lalu. Dalam insiden tersebut, 11 siswa meninggal di Sungai Cileueur, Ciamis, Jawa Barat.
Kepala MTs Harapan Baru Ciamis Idah Faridah mengatakan keputusan itu juga diambil lantaran sampai saat ini masih dalam suasana berkabung. Pembelajaran di rumah akan dilaksanakan mulai 18-23 Oktober 2021.
"Sehubungan masih suasana berkabung maka kegiatan kegiatan belajar mengajar (KBM) dilaksanakan di rumah masing-masing dari tanggal 18-23 Oktober 2021," kata Idah di Youtube Ponpes Al-Qur'an Cijantung, Senin (18/19).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, Idah menyampaikan, selama penghentian PTM itu diharapkan bisa membantu penulihan untuk korban yang selamat dan para siswa lainnya.
"Sebagai bentuk pemulihan dan trauma healing pascakejadian, semoga musibah ini adalah musibah terakhir, menjadi pengingat dan pelajaran berharga bagi kita semua," kata dia.
Idah juga menyampaikan permintaan maaf dan belasungkawa atas kejadian mengenaskan tersebut. Selain itu, Idah meminta maaf karena pihaknya baru bisa menyampaikan belasungkawa secara umum karena sebelumnya fokus pada penanganan korban dan kejadian tersebut.
"Permohonan maaf juga baru bisa baru dapat disampaikan saat ini sehubungan kemarin kami masih fokus pada penanganan korban dan masalah yang tekait dengan kejadian ini. Oleh karena itu mohon maklum adanya," jelasnya.
"Semoga bapak ibu dan keluarga selalu dalam lindungan Allah SWT. Kami sampaikan ucapan belasungkawa yang teramat dalam disertai doa," imbuhnya.
Sebelumnya, Kementerian Agama akan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan siswa pendidikan MTs usai 11 orang dilaporkan meninggal dunia dalam susur sungai di Ciamis, Jawa Barat, Jumat (15/10).
Dalam insiden tersebut, diketahui siswa dari MTs Harapan Baru Cijantung tengah melakukan latihan Pramuka di sekitar tempat kejadian perkara (TKP). Kegiatan tersebut diikuti oleh 150 siswa kelas 7 dan kelas 8.
"Giat yang berisiko tinggi harus benar-benar memperhatikan aspek keselamatan. Ini akan kami evaluasi," kata Dirjen Pendidikan Islam Kemenag, M Ali Ramdhani kepada wartawan, Sabtu (16/10).