Jejak Kontroversi Polisi: Pukuli Warga, Tiduri Anak Tersangka

CNN Indonesia
Selasa, 19 Okt 2021 07:27 WIB
Sederet kontroversi polisi terekam dan viral sepanjang September hingga Oktober 2021. Publik dibuat marah. Polri telah mengambil tindakan dan meminta maaf.
Foto ilustrasi. Sederet kontroversi polisi terekam dan viral sepanjang September hingga Oktober 2021. Publik dibuat marah. Polri telah mengambil tindakan dan meminta maaf. (CNN Indonesia/Safir Makki)

Dalam Surat Telegram dari Kapolda Sumut Nomor ST/705/ X/ KEP/2021tertanggal 13Oktober2021, AKP Jan Piter dimutasikan sebagai Pama Yanma Polda Sumut dalam rangka pemeriksaan.

Sementara itu, Kanit 3 Subdit 4 Ditreskrimum Polda Sumut, Kompol Muhammad Agustiawan akan mengisi jabatan Kapolsek Percut Sei Tuan.

Selain itu, Kanit Reskrim Polsek Percut Sei Tuan, AKP Membela Karo Karo juga dicopot dari jabatannya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Informasi terbaru, preman yang menganiaya Liti telah menyerahkan diri ke Polda Sumatera utara usai buron sejak beberapa hari yang lalu.

"Kedua preman itu DD dan FR berstatus buronan yang diburu tim gabungan Polda Sumut dan Polrestabes Medan," kata Kasat Reskrim Polrestabes Medan Kompol Rafles Marpaung mengutip Antara.

Mereka lalu dibawa ke Polrestabes Medan untuk menjalani pemeriksaan.

"Saat ini Polrestabes Medan masih melakukan pemeriksaan terhadap kedua preman yang menjadi viral pemukulan pedagang di Pasar Gambir," sambungnya.

Polisi Pukuli Warga Deliserdang

Masih di waktu yang sama, kasus seorang polisi yang memukuli pria hingga terkapar di jalanan kawasan Deliserdang, Sumatera Utara viral di media sosial.

Dalam video yang beredar, pria yang memakai jaket hitam tersebut dipukuli. Wajah pria tersebut berulang kali ditampar. Pria tersebut tak bisa melawan dan langsung terkapar di jalan.

Seorang wanita dan suaminya mendatangi pria tersebut. Ibu tersebut mengaku bahwa pria yang dihajar polisi itu merupakan anaknya. Dia mencoba melindungi agar anaknya tak kembali dipukuli.

Dari video lainnya, pemukulan itu lantaran pria tersebut menolak ditilang. Dia membentak petugas Satlantas. Bahkan pria tersebut juga menantang petugas serta melontarkan kata-kata tak senonoh.

Namun demikian, kasus itu tetap menuai reaksi dan kritik terhadap Korps Bhayangkara. Kapolda Sumut, Irjen Pol RZ Panca Putra meminta maaf atas terjadinya insiden pemukulan yang dilakukan oleh polisi dari Satlantas Polresta Deliserdang tersebut.

Kapolsek Tiduri Anak Tersangka

Kasus lainnya, anak seorang tersangka di Parigi, Sulawesi Tengah (Sulteng) mengaku telah ditiduri oleh Kapolsek Parigi, Iptu IDGN dengan iming-iming ayah akan dibebaskan.

Perempuan berinisial S yang berusia 20 tahun itu mengaku dirayu berkali-kali oleh Iptu IDGN agar sang ayah yang ditahan di Polsek Parigi bisa dibebaskan.

"Dengan mama dia bilang, 'Dek, kalau mau uang, nanti tidur dengan saya'," kata S kepada wartawan, Senin (18/10).

"Terus beberapa minggu (kemudian) dia tawarkan lagi, dia rayu dia bilang, nanti dibantu sama Bapak kalau misalnya saya mau temani dia tidur," tambahnya.

S awalnya tidak termakan oleh rayuan Iptu IDGN. S mengaku hampir 3 pekan Iptu IDGN terus membujuknya dengan janji ayahnya selaku tersangka akan dibebaskan.

"(Iptu IDGN janji) mengeluarkan Papa, membebaskan Papa. Terus rayuannya begitu terus dia bilang. Selama 2 minggu sampai 3 minggu dia merayu terus," ungkap S.

Hingga akhirnya, S yang prihatin dengan kondisi ayahnya yang ditahan termakan rayuan Iptu IDGN. S setuju untuk bertemu dengan Iptu IDGN di salah satu hotel.

"Terus akhirnya saya mau, dan dia kasih saya uang, dan dia bilang ini untuk Mama kamu, bukan untuk membayar kamu, ini untuk membantu Mama karena dia kasihan Mama," ujar S.

Belum sampai menepati janjinya, Iptu IDGN di kemudian hari malah kembali mengajak S untuk tidur.

"Dia ajak lagi kedua kalinya, dan ada chat-nya. Harapan saya memang dia bisa mengeluarkan Papaku," kata S.

(mts/pmg)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER