Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka akan kembali melakukan pemantauan secara langsung di sekolah-sekolah sebelum berangkat ke kantornya di Balai Kota Solo.
Pemantauan kembali ia tingkatkan setelah Pemerintah Kota (Pemkot) Solo menghentikan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di lima sekolah karena telah membentuk klaster baru di Solo.
Gibran biasa mampir ke beberapa sekolah untuk memantau pelaksanaan protokol kesehatan saat PTM dimulai awal September lalu. Belakangan kebiasaan tersebut berhenti karena banyaknya kegiatan di Pemkot Solo.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Besok [Red: hari ini] sebelum ke Balai Kota saya akan muter lagi melihat prokesnya di sekolah-sekolah," katanya bermain bulu tangkis melawan pendahulunya, FX Hadi Rudyatmo, Senin (18/10) petang.
Ia mengungkapkan sempat mendapati sejumlah siswa asyik nongkrong di sekitar Stadion Sriwedari. Padahal menurut prosedur standar PTM, murid harus langsung pulang seusai sekolah.
"Kalau pulang sekolah jangan keluyuran dulu. Saya kemarin menemukan sepulang sekolah malah keluyuran di es kapal (penjual es tradisional di sekitar Stadion Sriwedari)," katanya.
Gibran mengajak masyarakat saling menjaga agar status Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) tidak naik lagi.
"Sama-sama menjaga lah. Kita sudah turun ke level dua. Eman-eman (sayang) kalau naik lagi," katanya.
Pemkot Solo bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menjalankan program pemantauan di 29 SD, SMP, dan SMA di Solo pada 13-21 Oktober. Hasilnya ditemukan 47 kasus positif di lima SD negeri dan swasta.
Pemkot kemudian menghentikan sementara PTM di lima sekolah tersebut. Sementara murid-murid dan guru yang terkonfirmasi positif diminta untuk melakukan isolasi hingga dinyatakan negatif Covid-19.
Meski demikian, Gibran meminta masyarakat tidak resah dengan dihentikannya Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di lima SD di Solo. Ia memastikan PTM di sekolah lain akan tetap dilanjutkan selama tidak ditemukan kasus Covid-19 di sekolah yang bersangkutan.
"Orang tua murid, murid, dan pihak sekolah tidak perlu khawatir. Yang kita tutup hanya sekolah yang ada yang positif saja. Yang lain tetap lanjut untuk PTM," kata putra Presiden Joko Widodo itu.
Ia menambahkan, Pemkot akan terus melakukan tes secara acak di sekolah-sekolah. Tes acak dilakukan untuk mencegah munculnya klaster-klaster PTM lain.
"Tiap hari kita akan ada random sampling. Enggak perlu takut," kata Gibran.
(syd/gil)