Hujan deras disertai angin kencang yang melanda beberapa daerah di Jawa Tengah pada Kamis (21/10) mengakibatkan satu korban jiwa. Rumah rusak serta longsor juga terjadi di sejumlah lokasi.
Satu korban jiwa yang dimaksud merupakan warga Banjarnegara. Korban tersebut terdampak tanah longsor yang melanda Desa Mlaya, Kecamatan Punggelan
"Seorang warga dilaporkan meninggal dunia dan satu lainnya mengalami luka akibat tanah longsor," ucap Abdul.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasar catatan InaRISK BNPB, risiko bencana tanah longsor dan cuara ekstrem bagi Banjarnegara serta Semarang berada pada risiko sedang hingga tinggi. Tergantung struktur tanah masing-masing lokasi.
"InaRisk mendata sedikitnya ada 20 wilayah kecamatan [di Banjarnegara] yang terpapar risiko ancaman tanah longsor dengan luas wilayah hingga 52.593 hektar," ujar Abdul melalui keterangan tertulis yang diterima CNNIndonesia.com.
Tanah longsor juga terjadi di Desa Karekan di Kecamatan Pagentan dan Desa Susukan di Kecamatan Wanayasa. Ketiga wilayah itu belum bisa dilewati akibat material longsor dengan panjang kurang lebih 20 meter.
Selain longsor di Banjarnegara, cuaca buruk juga membuat sedikitnya 70 rumah warga rusak. Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengatakan itu terjadi akibat hujan deras disertai angin kencang.
"Hujan dengan intensitas tinggi disertai angin kencang berdampak pada sejumlah hunian warga. Sebanyak 70 rumah mengalami rusak ringan akibat fenomena cuaca esktrim ini," kata dia.
Keluarga yang rumahnya terdampak sudah dievakuasi. Sejauh ini mereka memilih untuk menetap di rumah sanak saudara terdekat.
Tim evakuasi turut membantu warga untuk membersihkan material yang terbawa angin kencang. Cuaca buruk paling parah melanda Desa Kauman Lor dan Desa Pabelan yang terletak di Kecamatan Pabela, Semarang.