Pemerintah Kota Surabaya meraih dua penghargaan di bidang lingkungan tingkat Nasional dan ASEAN. Dalam waktu sepekan, Kota Surabaya berhasil menyabet penghargaan proklim dari KLHK dan penghargaan Udara Terbersih se-Asia Tenggara atau ASEAN.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengungkap penghargaan ini diraih pihaknya berkat keberhasilan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dalam membangun dan mengembangkan lingkungan. Sehingga upaya ini pun turut diakui pada tingkat nasional dan internasional.
Ia menjelaskan pada Selasa (19/10) pihaknya menerima penghargaan Program Kampung Iklim (Proklim) dari Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI. Pemberian penghargaan yang digelar secara virtual ini diikuti Eri dari lobi lantai 2 Balai Kota Surabaya.
Eri memaparkan, KLHK RI memberikan penghargaan kepada 10 kampung di Kota Surabaya berupa Trophy Proklim Utama dan Sertifikat Proklim Utama. Eri mengaku bersyukur atas prestasi yang didapat pihaknya. Sebab, sebagai kota besar yang kendaraannya sangat banyak, penghargaan ini menurutnya merupakan prestasi yang luar biasa.
"Alhamdulillah, meskipun kita (Surabaya) kota besar dan banyak kendaraan, tapi di kampung-kampung kita bisa menyabet 10 kategori. Ini menunjukkan bahwa Kota Surabaya iklimnya masih nyaman dan bisa dibilang masih sehat, emisi udaranya tidak jelek," kata Eri dalam keterangan tertulis.
Ia menilai perolehan 10 penghargaan Proklim ini merupakan bagian dari kerja keras warga Surabaya. Sebab, di setiap kampung ada yang menggerakkan, seperti melalui penanaman pohon, pengembangan kebersihan, pengolahan sampah hingga menjaga kelestarian kampung.
"Ini sebenarnya dampak dari adanya Surabaya Smart City dulu, sehingga program yang sudah ada ini akan terus dilakukan oleh teman-teman, baik dari DKRTH (Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau) maupun leader-nya di Dinas Lingkungan Hidup. Dengan harapan, membangkitkan keinginan masyarakat untuk terus menjaga kampung dan iklim di wilayahnya masing-masing," ujarnya.
Eri mengungkap, dua hari berselang setelah menerima penghargaan dari KLHK, pihaknya berhasil meraih penghargaan sebagai kota besar dengan udara terbersih se-Asia Tenggara atau ASEAN.
Penghargaan yang pertama diraih sepanjang sejarah itu diterima langsung olehnya dalam acara bertajuk 'The 5 ASEAN ESC Award and the 4 Certificate of Recognition' yang digelar di Jakarta, Kamis (21/10).
Ia menjelaskan ada beberapa kategori dalam penghargaan ESC, baik untuk kota besar maupun kota kecil. Adapun kategori yang dimaksud antara lain, clean air, clean land, dan clean water. Dalam kesempatan ini, Kota Surabaya mendapatkan penghargaan dengan kategori clean air (udara bersih) kota besar di seluruh ASEAN.
"Jadi, Kota Surabaya dinilai mampu mengatasi emisi, polusi, dan itulah yang kita lakukan di Surabaya, sehingga kita mendapatkan penghargaan ini," paparnya.
![]() |
Ia mengungkap penghargaan udara terbersih di tingkat ASEAN ini baru pertama diraih Kota Surabaya. Sebab, selama ini Surabaya belum pernah mendapatkan penghargaan serupa di tingkat ASEAN.
"Baru tahun 2021 ini kita mendapat penghargaan ini," tambahnya.
Eri pun menerangkan sejumlah inovasi yang terus dikembangkan oleh Pemkot Surabaya dalam mengembangkan kualitas lingkungan di Kota Surabaya. Mulai dari melaksanakan penanaman pohon yang intensif dan merata, serta mengembangkan urban farming di taman hutan raya dan kampung-kampung di Surabaya.
"Di bagian pesisir timur dan utara kota, ditanami berbagai jenis pohon bakau dengan tetap memperhatikan keanekaragaman hayati di kawasan tersebut untuk melestarikan struktur geologi pesisir serta melindungi satwa liar, termasuk burung migran," terang Eri.
Adapun persentase ruang terbuka hijau (RTH) di Kota Surabaya mencapai 21,99 persen. Jumlah ini melampaui persyaratan minimal 20 persen dengan luasan sebesar 7356,96 hektare pada 2020. Eri menyebutkan, RTH tersebut dapat menyerap total CO2 sebesar 642.794,59 ton/tahun.
"Berdasarkan inovasi tersebut, capaian IKU (Indeks Kualitas Udara) Kota Surabaya sebesar 90,31, yang artinya melebihi capaian IKU nasional," tuturnya.
Ia juga memastikan kualitas udara Kota Surabaya terus meningkat setiap tahunnya, terutama mulai tahun 2016-2020. Selain IKU yang menunjukkan peningkatan, Kota Surabaya juga mampu meningkatkan kualitas lingkungan melalui gerakan partisipasi masyarakat hijau (gerakan 3R) dan juga program Waste to Energy menggunakan metode gasifikasi.
"Surabaya juga telah mengembangkan konsep Green Transportation dan Green Buildings. Kita juga sudah menggunakan pembangkit listrik tenaga surya di 74 titik persimpang. Berbagai inovasi ini terus kita kembangkan, tujuan utamanya untuk memberikan yang terbaik bagi warga Surabaya, bukan penghargaan," tegasnya.
Sementara itu, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengatakan penghargaan ESC ini diberikan kepada kota-kota yang telah memenuhi kriteria lingkungan tertentu. Tidak hanya bersih dan kota hijau, tetapi juga berhasil menunjukkan perubahan signifikan dalam upaya mengelola limbah domestiknya, serta mempromosikan ekonomi sirkular melalui pengelolaan sampahnya.
"Selamat kepada 23 kota yang telah terpilih untuk menerima penghargaan dan sertifikat pengakuan untuk udara bersih, air bersih, dan tanah bersih," ungkap Siti.
Ia menjelaskan bahwa sebenarnya sudah ada program serupa dengan ESC di Indonesia, yakni penghargaan Adipura. Siti juga menegaskan bahwa tiga kota dari Indonesia yang berhasil menerima penghargaan di tingkat ASEAN ini adalah penerima penghargaan Adipura. Bahkan, selama ini Kota Surabaya selalu langganan menjadi penerima penghargaan Adipura.
Menurut Siti Nurbaya, ESC Award yang digagas oleh ASEAN ini bisa menjadi pendekatan paling efektif untuk mendorong kota-kota di ASEAN agar dapat lebih memobilisasi sumber dayanya dalam membangun kota bersih dan hijau.
Oleh karena itu, ia berharap penghargaan ini juga bisa memotivasi banyak pihak di seluruh dunia untuk lebih memiliki kesadaran terhadap lingkungannya.
"Saya percaya penghargaan ini serta pengakuan untuk kota-kota yang berhasil mempertahankan tanah air dan udara yang bersih ini memiliki dampak mendalam pada penerimaannya," ujarnya.
Di sisi lain, Sekretaris Jenderal ASEAN Lim Jock Hoi menyampaikan bahwa ASEAN bangga mengakui kota-kota yang mendapat penghargaan ESC Award dan Certificate of Recognition tahun ini.
"Kota-kota ini telah memprioritaskan pengarusutamaan kebijakan dan program pembangunan yang ramah lingkungan. Jadi, kami sangat bangga mengakui kota-kota ini," pungkasnya.
(adv/adv)