Awan mendung berkumpul di atas langit Jakarta ketika seseorang berkostum Kamen Rider Black alias Satria Baja Hitam, karakter hero besutan Shotaro Ishinomori ikut demonstrasi evaluasi dua tahun pemerintahan Jokowi-Ma'ruf, Kamis (28/10).
Di samping Kamen Rider, ada juga superhero Marvel, Iron Man berdiri tegak di tepi Jalan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat.
Di sisi mereka, seorang orator dari organisasi buruh yang tergabung dalam Gerakan Buruh Bersama Rakyat, sedang menyuarakan pesan demonstrasinya. Ratusan massa menyemut di ring satu istana.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kedua superhero itu -- Johansyah (40), sosok di balik kostum Kamen Rider Black dan Ahmad Sugiono (41) yang mengenakan Iron Man tetap tegak. Kostum itu sudah mereka kenakan sejak di Tanjung Priok, Jakarta Utara, tempat mereka berdomisili selama ini.
Berbanding terbalik dengan riwayat dua film yang moncer di industri hiburan, nasib Johan dan Sugiono justru miris. Mereka menjadi korban PHK salah satu galangan kapal di Jakarta Utara beberapa bulan lalu.
"Korban PHK DRU," begitu kalimat tulis di kotak yang dibawa Sugiono sepanjang jalan.
![]() |
Menurut Sugiono, dirinya di-PHK bukan karena pandemi Covid-19, melainkan karena bergabung ke organisasi buruh. Sebab, saat ia dipecat pesanan kapal sedang banyak.
"Kalau untuk kaitan sama pandemi setahu saya nggak. Karena orderannya makin banyak. Jadi kalau misalkan karena pandemi saya rasa enggak," kata Sugiono ditemui di sela-sela aksi, Kamis (28/10).
Sugiono mengaku saat bekerja di galangan kapal, ia hanya mendapat gaji di bawah upah minimum provinsi (UMP).
Hal serupa juga dialami rekan satu tempat kerjanya Johan. Di balik kostum Kamen Rider Black yang hitam mengilap, nasib Johan suram.
Ia juga menjadi korban PHK perusahaan galangan kapal di utara Jakarta. Menurut Johan, perusahaan memecatnya dengan alasan efisiensi.
Sebagaimana Sugiono, Johan juga dibayar dengan upah di bawah UMP.
"(Alasannya) efisiensi," ujarnya.
Atas pengalaman semacam itulah mereka menggunakan kostum robot. Tindakan ini menjadi pesan bahwa mereka sudah bekerja seperti robot, namun upah mereka diserobot.
"Pake baju Iron Man karena kerja sudah kayak robot gaji diserobot oleh perusahaan," tutur Johan.
Saat ditemui kemarin, Johan dan Sugiono kini sedang proses negosiasi untuk mendapatkan pesangon PHK. Mereka menolak pesangon yang ditawarkan karena besarannya tidak sesuai.
"Selama ini kita lagi menuntut hak. Waktu itu kita dapat penawaran (pesangon) dari perusahaan cuma kita tolak karena tidak sesuai," ujar Sugiono.
Setelah dipecat, Sugiono dan Johan belum kembali memdapatkan pekerjaan. Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, mereka mengamen menggunakan kostum super hero yang mereka kenakan dalam demonstrasi dua tahun pemerintahan Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin.
"Kalau saat ini, paling ya ngamen pakai kostum itu tadi," tutur Sugiono.
Meski cuaca udara terasa begitu gerah, keduanya tetap mengenakan kostum itu sepanjang long march dari seberang Perpustakaan Nasional di zjalan Merdeka Selatan, menuju Kedutaan Besar Amerika Serikat, lalu putar balik hingga kawasan Patung Kuda di Jalan Merdeka Barat.
"(Di dalam kostum) Panas. Cuma tetap semangat lah buat nunjukin kalau kita benar-benar kita itu kerja kayak robot dan gajinya nggak sesuai, diserobot," kata Johan di bawah guyuran gerimis saat aksi massa 'mengetuk' Istana kemarin.