Kemhan Maksimalkan Diplomasi Pertahanan Tangani Covid-19

Kemhan | CNN Indonesia
Jumat, 29 Okt 2021 13:36 WIB
Wakil Menteri Pertahanan, Letjen TNI M. Herindra. (Arsip Kemnhan RI).
Jakarta, CNN Indonesia --

Kementerian Pertahanan menjalankan diplomasi ke berbagai negara produsen alat kesehatan dan vaksin guna mendukung penanganan Covid-19 di Indonesia.

Wakil Menteri Pertahanan, Letjen TNI M. Herindra, mengatakan pada tahun pertama pandemi, bantuan alat kesehatan dari sejumlah negara, seperti Amerika Serikat (AS), Australia, dan Tiongkok disalurkan melalui Kementerian Pertahanan hasil dari diplomasi pertahanan Indonesia.

"Alat dan material kesehatan hasil diplomasi tersebut kemudian disalurkan ke 110 rumah sakit (RS) yang berada di bawah Kemhan dan TNI," ujarnya dalam webinar PGSD Universitas Paramadina berjudul "Pandemi Covid-19 dan Pengelolaan Sektor Pertahanan Indonesia", Kamis (28/10).

Herindra mengatakan Kemhan juga melalukan upaya-upaya lainnya dalam penanggulangan pandemi. Dukungan yang diberikan berbagai hal, seperti personel, infrastruktur, hingga fasilitas kesehatan.

Dia memberikan contoh, fasilitas Diklat Kemhan di Jabodetabek dialih fungsi menjadi rumah sakit darurat (RSD) ketika RS dr. Suyoto tidak mampu lagi menampung pasien Covid-19.

"Setidaknya disiapkan 1.650 tempat tidur berikut dengan instalasi ICU, IGD, ventilator, dan sebagainya, termasuk pelibatan sekitar 670 staf sebagai tenaga pendukung kesehatan," tuturnya.

Baru-baru ini, kata dia, Kemhan juga membangun RS LB Moerdani di Merauke, Papua, untuk menunjang penanganan Covid-19 di wilayah tersebut.

Selain itu, Kemhan meningkatkan kemampuan medis kapal bantu RS TNI AL KRI dr. Soeharso-990 dan KRI Semarang-594 dengan penambahan sarana dan prasarana kamar operasi, pengadaan kontainer medik, alkes laboratorium, dan farmasi.

"Fasilitas kesehatan juga dimanfaatkan untuk mendorong pencapaian target vaksinasi pemerintah," paparnya.

Kemhan pun mentransformasikan lembaga pendidikan di bawah naungannya, Universitas Pertahanan (Unhan). Alasannya, pemenuhan kebutuhan akan personel yang memiliki pengetahuan ilmu kesehatan yang memadai tidak lagi bisa ditunda.

"Keilmuan Universitas Pertahanan ditransformasikan. Tidak hanya mencetak para ahli ilmu pertahanan, tetapi juga ahli dan praktisi dalam bidang kesehatan yang punya perspektif pertahanan," ucap Herindra.

Selain itu, membentuk Pusat Cadangan Logistik Strategis (PCLS) guna mendukung peningkatan kemampuan negara dalam menjamin kebutuhan pangan. Pangkalnya, dunia terancam mengalami kelangkaan stok pangan lantaran terdisrupsi pandemi Covid-19.

"Memandang isu pangan sebagai bagian dari isu keamanan bukanlah bentuk sekuritisasi, tetapi lebih kepada menggarisbawahi bahwa ketersediaan pangan adalah bentuk pemenuhan keamanan manusia atau humas security," paparnya.

(osc)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK