Ghufron Balas Novel soal Cap Bohong: Tak Perlu Diperpanjang
Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Nurul Ghufron telah memaafkan mantan penyidik senior KPK, Novel Baswedan yang menyebut bahwa pimpinan lembaga antirasuah pada era pimpinan Firli Bahuri suka berbohong.
Menurut Ghufron, persoalan itu tidak perlu diperpanjang lagi.
"Atas tuduhan suka berbohong dari Mas Novel kepada saya, saya maafkan dan tidak perlu diperpanjang lagi," kata Ghufron dalam pesan tertulis kepada CNNIdonesia.com, Sabtu (30/10).
Diketahui, Novel Baswedan Cs mengkritik pimpinan KPK yang menggelarrapat di hotel bintang 5 di Yogyakarta. Rapat kerja organisasi dan tata kelola (Ortaka)itu digelar di Hotel Sheraton Mustika, Yogyakarta.
Novel mempertanyakan keputusan pimpinan KPK yang menggelar rapat mewah itu di tengah situasi pandemi Covid-19. Pimpinan KPK mengklaim bahwa rapat tersebut lebih hemat. Sebab, seluruh biro melakukan rapat secara bersama-sama. Novel lantas menimpali bahwa pimpinan KPK suka berbohong.
Menurut Ghufron, Novel mungkin tidak mengetahui atau lupa bahwa beberapa eks pegawai KPK juga pernah mengikuti rapat di hotel bintang 5.
"Mas Novel saja yang tidak mengetahui atau lupa. Mengingat baik Mas Giri dan Pak Sujanarko dalam pemberitaan lain sudah mengakui mengikuti beberapa raker di tahun tahun sebelumnya juga di hotel bintang 5," kata Ghufron.
Ia pun tidak merasa perlu mengklarifikasi pernyataannya. Ia meminta agar hal itu ditanyakan kepada mantan pegawai KPK lainnya seperti Giri Suprapdiono dan Sujarnako apakah rapat itu dilakukan hotel bintang 3.
"Itu saya tak perlu mengklarifikasi cukup tanya saja kepada mas Giri dan pak Sujanarko yang mengikuti kegiatan tersebut apa benar di bintang 3?" ujar Ghufron.
Ghufron berujar jika ia menjelaskan hal itu lebih lanjut tidak akan dipercaya, kembali disebut berbohong, atau disebut kekanak-kanakan.
Menurut Ghufron, Novel CS tidak bersuara mengenai pelaksanaan rapat di hotel berbintang saat mereka masih bergabung dengan KPK.
"Kalau saya jelaskan nanti tidak percaya atau disebut bohong lagi, atau disebut anak-anak lagi setelah sampaikan ketidakkonsistenan kritiknya," kata Ghufron.
"Dulu ketika dilaksanakan sendiri tidak bersuara, sekarang bersuara, silakanlah masyarakat menilai," tambahnya.
Sebelumnya, beberapa mantan pegawai KPK mengkritik KPK era kepemimpinan Firli Bahuri yang menggelar rapat di hotel bintang 5 di Yogyakarta. Agenda itu diwarnai dengan gowes di kawasan Kali Urang, Sleman.
Novel mempertanyakan etika rapat mewah tersebut digelar di tengah situasi pandemi.
Kritik Novel lantas dijawab pimpinan KPK dengan membeberkan sejumlah biaya anggaran raker di Yogyakarta. Mereka mengklaim anggaran itu lebih murah.
Salah satu Wakil Ketua KPK, Nurul Ghufron kemudian menyebut bahwa beberapa mantan anggota KPK yang mengkritik gelaran rapat di Yogyakarta itu juga ikut pernah imut rapat di hotel bintang 5.
Pernyataan Ghufron lantas ditanggapi Novel. Menurut Novel, kelebihan pimpinan KPK era Firli adalah suka berbohong.
"Salah satu kelebihan Pimpinan KPK sekarang adalah suka berbohong," cuit Novel melalui akun twitter @nazaqistsha dikutip Jumat (29/10).
Menurut Novel, rapat kerja yang dilakukan KPK sebelum ini tidak pernah di hotel bintang lima dan tanpa 'embel-embel' hiburan semacam sepeda santai. Ia mempersoalkan anggaran yang mesti dikeluarkan karena lokasi rapat di luar kota dan melibatkan ratusan peserta yang membutuhkan tiket pesawat.
"Tidak pernah di hotel bintang 5, booking 1 rumah makan dan acara sepeda santai di jam kerja. Coba ditunjuk dengan jelas," kata dia.
"Perjalanan ke Yogya naik pesawat sekitar 100 orang, berapa biayanya? Kalau mau bantu gerakkan pariwisata, jangan pakai uang negara, apalagi bermewah-mewahan," lanjut Novel.
(iam/pmg)