Presiden Joko Widodo (Jokowi) menobatkan Sultan Aji Muhammad Idris sebagai pahlawan nasional pada Hari Pahlawan tahun 2021. Sultan Aji Muhammad Idris adalah Raja Kutai Kartanegara Ing Martadipura yang memimpin perlawanan terhadap VOC.
Situs Pemerintah Provinsi Kabupaten Kutai Kartanegara menyebut Idris juga berjasa mengusir VOC dari Sulawesi Selatan. Ia tak hanya berjuang memerdekakan wilayah sendiri, tapi juga sekutunya.
Pada 1736, Idris mengirim ratusan pasukan untuk membantu Kerajaan Wajo menghadapi VOC. Bahkan, ia disebut memimpin barisan terdepan dalam perang melawan VOC.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Idris meninggalkan istrinya yang sedang mengandung untuk bergabung dalam pertempuran itu. Salah satu versi sejarah juga menyebut Idris meninggalkan takhtanya demi membantu perlawanan Wajo.
"Semangat nasionalisme pada diri Sultan Idris sungguh dapat dibanggakan. Suatu semangat yang masih jarang dijumpai ketika itu pada beberapa patriot, yang banyak hanyalah bagaimana mengamankan dan memerdekakan daerahnya sendiri," dikutip dari situs resmi Pemkab Kutai Kartanegara.
Sosok Idris disebut punya kekuatan begitu hebat. Situs Pemkab Kutai Kartanegara menyebut kehadiran Idris membuahkan kemenangan demi kemenangan bagi Kerajaan Wajo.
Meski demikian, banyak versi sejarah tentang cerita akhir hidup Sultan Aji Muhammad Idris. Ada versi yang menyebut Idris meninggal dalam pertempuran di Wajo.
Salah satu versi sejarah menyebut Idris terluka dalam peperangan dan meninggal dunia saat dirawat. Versi lainnya menyebut Idris dibunuh dalam kudeta di Kutai Kartanegara pascaperang di Kerajaan Wajo.
Pemkab Kutai Kartanegara telah bertahun-tahun memperjuangkan nama Sultan Aji Muhammad Idris sebagai pahlawan nasional. Sekitar 2012, Pemkab Kukar memugar makam Idris di Sengkang, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Sultan Aji Muhammad Idris dinobatkan sebagai pahlawan nasional bersama tiga tokoh lainnya. Mereka adalah Tombolotutu, Usmar Ismail, dan Raden Aria Wangsakara.
(dhf/fra)