1.077 Gempa Guncang Banten Sepanjang 2021, Terbesar Magnitudo 6

CNN Indonesia
Rabu, 05 Jan 2022 04:30 WIB
Provinsi Banten diguncang lebih dari 1.000 gempa bumi yang mayoritas dangkal selama 2021.
Provinsi Banten diguncang lebih dari 1.000 gempa bumi yang mayoritas dangkal selama 2021. (Foto: CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia --

Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Tangerang memaparkan sebanyak 1.077 gempa bumi mengguncang Provinsi Banten selama 2021.

Jumlah itu naik 12,5 persen dibanding 2020 yang berjumlah 840 gempa bumi. Gempa yang dirasakan masyarakat berjumlah 15 kali, kekuatannya antara 1,5 magnitudo hingga 6,0 magnitudo.

Pusat gempa umumnya berada di laut lepas, yaitu pada zona pertemuan lempeng Indo-Australia dan Eurasia di bagian selatan Provinsi Banten hingga Jawa Barat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Periode Januari sampai Desember 2021, di wilayah Banten dan sekitarnya telah terjadi gempa bumi tektonik sebanyak 1.077 kali. Dibandingkan dengan periode yang sama pada 2020 aktivitas kegempaannya meningkat 12,5 persen frekuensi kejadiannya, pada periode tersebut terjadi 840 gempa bumi," kata Suwardi, Kepala BBMKG Tangerang, melalui pesan elektroniknya, Selasa (04/01/2022).

Dari ribuan gempa bumi yang menggoyang Banten, sebanyak 966 kejadian atau 89,7 persen berada di kedalaman kurang dari 60 kilometer (km) dan termasuk gempa dangkal.

Kemudian 100 kejadian atau 10,2 persen berada di kedalaman 60 km sampai 300 km bawah laut atau kedalaman menengah. Hanya ada satu kejadian gempa di kedalaman lebih dari 300 km.

Gempa berkekuatan 3-5 magnitudo terjadi sebanyak 603 kali atau 56 persen, kurang dari 3 magnitudo ada 459 kejadian atau 43 persen dan kekuatan lebih dari 5 magnitudo ada 16 kejadian atau hanya 1 persen.

"Kegempabumian di Banten dibagi menjadi empat zona, yaitu Zona A, Zona B, Zona C dan Zona D," terangnya.

Zona A merupakan sumber gempa bumi terusan sesar Semangko dan Ujung Kulon. Kemudian Zona B, merupakan Sesar Cimandiri yang terbagi menjadi dua, yaitu Patahan Cimandiri dan Zona Patahan Pelabuhan Ratu. Zona C dan D merupakan sumber gempa bumi di Selat Sunda.

Selain empat zona tersebut, masih ada sumber gempa bumi lainnya, yaitu Zona Krakatau, patahan di Selat Sunda yang belum terindetifikasi. Kemudian Zona Megathrust, sumber gempa bumi di pertemuan lempeng IndoAustralia dan Eurasia yang berpeluang membangkitkan gempa bumi sangat kuat berpotensi diikuti tsunami.

Wilayah pesisir Provinsi Banten memiliki potensi terdampak tsunami yang dibangkitkan dari faktor tektonik, gempabumi kuat di zona subduksi, dan non tektonik, erupsi vulkanik dan longsoran di laut.

"Berdasarkan peta aktivitas gempa bumi atau seismisitas periode Januari hingga Desember 2021, tampak kluster gempa bumi paling aktif terjadi di Provinsi Banten adalah Zona A, yakni Terusan Sesar Semangko, Patahan Ujung Kulon. Zona B, Patahan Cimandiri dan Patahan Pelabuhan Ratu, dan Zona Megathrust," ujarnya.

Saat terjadi gempa bumi, masyarakat dihimbau menunduk, melindungi kepala dan leher. Saat sudah reda, segera menuju tempat evakuasi atau tempat terbuka yang aman.

Jika sedang berada di pesisir pantai melihat gelombang air laut berbuih disertai suara gemuruh yang kencang atau ada peringatan dini tsunami, segera pergi ke tempat tinggi hingga menunggu informasi kondisi aman dan pergi ke tempat evakuasi.

Saat proses evakuasi dan ditempat evakuasi, harus tetap mematuhi prokes covid-19, karena corona masih menjadi pandemi di Indonesia hingga saat ini.

"Pelibatan unsur masyarakat di setiap kegiatan mitigasi bencana gempa bumi dan tsunami seperti pembuatan peta evakuasi, latihan simulasi evakuasi mandiri menjadi sesuatu yang wajib, mengingat merekalah yang berpotensi paling terdampak. Dengan masyarakat yang terlatih dan terampil menghadapi bencana, niscaya jumlah korban dapat diminimalisir," jelasnya.

(ynd/rds)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER