Eks Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto membanggakan posisinya di Komite Internasional untuk Kedokteran Militer atau International Committee on Military Medicine (ICMM) sebagai 'chairman'.
Hal itu disampaikan dalam pidato ilmiahnya usai dikukuhkan sebagai Profesor Kehormatan atau Guru Besar Tidak Tetap Ilmu Pertahanan Bidang Kedokteran Militer, Fakultas Kedokteran Militer, Universitas Pertahanan (Unhan).
"Pada saat itu diputuskan Indonesia menjadi tuan rumah ICMM yang diselenggarakan pada 2015. Sejak saat itu hingga 2017 saya terpilih menjadi ICMM chairman," kata dia dalam pidatonya, Rabu (12/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terawan menjelaskan ICMM adalah organisasi internasional bagi para personil kesehatan militer di dunia yang berpengaruh.
"Tidak hanya berfungsi sebagai wadah, tapi juga menyiapkan standar operasional prosedur, memberikan pelatihan kesehatan dan fasilitas pendidikan yang berhubungan dengan kesehatan," kata dia.
ICMM, kata dia, merupakan lembaga yang diakui oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan mempunyai 117 negara anggota.
Ia bercerita Indonesia baru bergabung dengan ICMM pada 2014 di masa Presiden keempat RI Susilo Bambang Yudhoyono.
"Hal tersebut merupakan landasan dan pengukuhan bagi Indonsia untuk memberikan kontribusi penuh dan kontribusi nyata bagi kesehatan militer di Indonesia dan forum-forum internasional," ucapnya.
Dikutip dari situs resminya, cimm-icmm.org, ICMM, yang didirikan sejak 1920, dipimpin oleh seorang Sekretaris Jenderal, yang sepanjang sejarahnya sudah ada enam pimpinan.
Lama resmi itu juga mencatat sejumlah aktivitas dan jabatan Terawan di ICMM. Di antaranya, Chairman of the Organizing Committee dalam Kongres ICMM ke-41, di Indonesia.
Selain itu, pada Kongres ICMM ke-43, Terawan Agus Putranto diterima sebagai "Honorary Chairman of theICMM". Pada gelaran itu juga, ia tercatat sebagai salah satu 'Vice-Chairperson'.
![]() |
Di dalam negeri, Terawan diketahui sebagai spesialis radiologi konsultan radiologi intervensi yang menjadi pencetus metode 'cuci otak' untuk menyembuhkan pasien stroke.
Namun, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengecam keras metode tersebut dan memberikan sanksi kepadanya berupa pemecatan selama 12 bulan dari keanggotaan, terhitung dari 26 Februari 2018 hingga 15 Februari 2019. Selain itu, izin praktik dokternya juga turut dicabut.
Hal itu dibatalkan usai ada pembelaan dari sejumlah pejabat politik. Saat menjabat Menteri Kesehatan, para pakar menilai Terawan menganggap enteng pandemi, salah satunya terkait ucapan soal prediksi kesembuhan pasien Covid-19.
Sejumlah ahli kesehatan pun menilainya sebagai sosok yang tak saintifik dalam kebijakan maupun teknik pengobatan.
Lihat Juga : |
Terbaru, Terawan menjadi penggagas Vaksin Nusantara untuk Covid-19 yang memakai metode sel dendritik. Sejumlah pihak menilai metode ini tak efektif dan mahal untuk vaksinasi massal.
(yla/arh)