Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Barat Nina Susana Dewi memastikan 14 warga Jabar yang terkonfirmasi positif Covid-19 varian Omicron sudah mendapatkan penanganan yang maksimal.
Rinciannya, 10 orang melakukan isolasi di Wisma Atlet, Jakarta. Sedangkan 4 warga lainnya menjalani perawatan di RSUD Al-Ihsan, Bandung.
"Semua sudah di-tracing termasuk yang pernah kontak erat. Alhamdulillah semua negatif," kata Nina, Kamis (13/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih jauh Nina mengatakan, Pemprov Jabar sudah menyiapkan langkah antisipatif untuk menangani lonjakan kasus Covid-19 akibat varian Omicron. Selain kesiapan fasyankes, penguatan testing, tracing dan treatment (3T) intens dilakukan di tingkat puskesmas dan menjauhi kerumunan serta mengurangi mobilitas.
Oleh karena itu, Nina mengimbau kepada masyarakat Jabar untuk tidak panik, tetapi tetap waspada. Salah satu bentuk kewaspadaan itu tercermin dalam penerapan protokol kesehatan dan vaksinasi.
"Kalau tidak hati-hati, kasus Covid-19 pada bulan Februari bisa naik. Tapi penularan bisa tertahan atau landai jika kita bersama-sama meningkatkan prokes," ucapnya
Menurut Nina, penanganan varian Omicron sama dengan penanganan Covid-19 varian lainnya. Pemerintah memperkuat 3T dan fasyankes, sedangkan masyarakat disiplin prokes dalam berkegiatan, menjauhi kerumunan baik di ruang terbuka maupun tertutup dan mengurangi mobilitas.
Berdasarkan pengalaman penanganan gelombang kedua pada pertengahan tahun lalu akan menjadi rujukan Pemprov Jabar. Hal itu mulai dari penyiapan tempat isolasi di level desa, kabupaten/kota, dan provinsi, gencar melakukan tes Covid-19 dan telusur kontak erat, sampai kesiapan obat-obatan dan alat pelindung diri (APD).]
"Termasuk vaksinasi Covid-19. Sampai saat ini, cakupan vaksinasi sudah 78-80 persen dari target. Jadi masih ada 20 persen yang kita lakukan vaksinasi," kata Nina.
Selain itu, Pemprov Jabar pun sudah mengantongi strategi apabila kasus Covid-19 meningkat. Strategi pertama penguatan puskesmas.
Menurut Nina, puskesmas bersama TNI/Polri dan PKK akan gencar melakukan tes dan telusur sebagai upaya mendeteksi dini.
"Kita harus siap, termasuk testingnya. Baik menggunakan rapid test antigen atau PCR. Kita juga harus siap dengan Sumber Daya Manusia (SDM)," ujarnya.
Sedangkan, strategi kedua berkaitan dengan penguatan rumah sakit. Selain tempat tidur untuk penanganan pasien Covid-19, ketersediaan oksigen, APD, dan obat-obat akan disiapkan dengan sebaik-baiknya.
"Kami sudah mempunyai data dari gelombang kedua, mana saja rumah sakit yang bisa meningkatkan kapasitas tempat tidurnya sampai 40 persen dari total tempat tidur. Semua sudah ada datanya dan akan kami sampaikan kembali bila ada peningkatan kasus," kata Nina.
"Kami dari provinsi sudah menyiapkan obat-obatan dan APD. Bagi kabupaten/kota yang memerlukan APD, dapat mengirimkan surat kepada kami," ujar Nina menambahkan.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil melaporkan ada sekitar 14 warga dengan Kartu Tanda Penduduk (KTP) Jabar yang terpapar virus Covid-19 varian Omicron. Menurut Emil, ke-14 kasus Omicron tersebut datang dari perjalanan luar negeri.