Ricuh Pengungsi Afghanistan dan Polisi, Massa Aksi Dilarang Turun Bus

CNN Indonesia
Rabu, 19 Jan 2022 14:12 WIB
Para pengungsi Afghanistan cekcok dengan polisi di kantor Amnesty Internasional Indonesia, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (19/1).
Massa aksi dari pengungsi Afghanistan terlibat adu dorong dengan aparat kepolisian di Taman Monas, Jakarta Pusat, Rabu (19/1). (CNN Indonesia/ Taufiq Hidayatullah)
Jakarta, CNN Indonesia --

Para pengungsi Afghanistan cekcok dengan aparat kepolisian di kantor Amnesty Internasional Indonesia, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (19/1). Sebagian perwakilan pengungsi dilarang turun dari bus.

Mereka hendak menyampaikan pendapat di kantor tersebut agar mendapat dukungan dari lembaga pemerhati hak asasi manusia itu. Tempat ini dipilih lantaran para pengungsi kecewa pada kantor Badan Pengungsi PBB (UNHCR) yang tak kunjung menindaklanjuti aspirasi mereka.

Namun ketika para pengungsi tiba di Kantor Amnesty, hanya sepuluh orang yang diizinkan keluar bus. Saat ini mereka tengah menggelar pertemuan dengan pihak Amnesty Internasional Indonesia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pantauan CNNIndonesia.com di lokasi, sejumlah perwakilan pengungsi berusaha keluar bus. Namun sejumlah aparat kepolisian menghalangi mereka di pintu keluar bus. Adu mulut sempat terjadi dengan tensi yang meninggi.

Sebelumnya, aparat juga melarang massa menggelar aksi longmarch dari Taman Monas menuju kantor Amnesty. Cekcok antara pengungsi dan polisi pun tak terhindarkan hingga tensi keduanya memanas.

Polisi melarang aksi longmarch karena demo tersebut dianggap mengganggu masyarakat. Meski demikian, para pengungsi tetap melakukan aksi di kantor Amnesty. Batal aksi longmarch, mereka menumpang bus yang disediakan pihak kepolisian.

"Kami tidak melarang aksi penyampaian pendapat, tapi tidak boleh ada aksi long march. Kami sediakan bus, semuanya naik bus ke Kantor Amnesty," kata Kapolsek Gambir AKBP Dhany Aryanda di lokasi aksi.

Salah satu koordinator aksi, Rahima mengatakan pihaknya telah mengajukan pemberitahuan aksi kepada Polda Metro Jaya. Pihaknya juga menyatakan bahwa aksi dilakukan sesuai protokol kesehatan tanpa mengganggu masyarakat.

"Kami di pinggir jalan, enggak mau tutup jalan. Kami tidak mau mengganggu. Kami sudah 10 tahun tidak ada solusi," ujar Rahima.

(tfq/pmg)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER