Edy Rahmayadi Buka Suara soal Nakes di Medan Suntik Vaksin Kosong

CNN Indonesia
Jumat, 21 Jan 2022 18:54 WIB
Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi menyebut nakes penyuntik vaksin kosong akan diberi hukuman bila terbukti melakukan hal itu.
Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi. (CNN Indonesia/Farida)
Medan, CNN Indonesia --

Gubernur Sumatera Utara (Sumut), Edy Rahmayadi menanggapi kasus viral tenaga kesehatan (nakes) yang menginjeksi suntikan tanpa cairan vaksin Covid-19 ke murid Sekolah Dasar (SD) Wahidin, Kecamatan Medan Labuhan, Kota Medan.

"Nanti saya akan cek itu. Tak boleh vaksin kosong. Nanti kita buktikan," kata Edy, Jumat (21/1).

Saat ditanyakan apa sanksi yang akan diberikan pada tenaga medis tersebut, eks Ketum PSSI ini menuturkan tentunya sanksinya harus dihukum.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita hukum, gak boleh itu. Udah pasti kalau salah pasti kita hukum itu karena mencederai orang," ungkap Edy.

Diketahui, video seorang vaksinator yang diduga menginjeksi suntikan tanpa cairan vaksin ke murid Sekolah Dasar (SD) beredar. Peristiwa itu terjadi di SD Wahidin, Jalan Komodor Laut Yos Sudarso Kilometer 16, Kelurahan Martubung, Kecamatan Medan Labuhan, Sumut.

Vaksinator yang mengenakan pakaian berwarna marun dan rompi hijau hitam tengah mengeluarkan suntikan dari segel kertas. Setelah itu, tenaga kesehatan itu menarik sedikit ujung tuas dan menginjeksi ke lengan sebelah kiri murid SD itu.

Akan tetapi, suntikan itu tak berisi cairan vaksin alias kosong. Kemudian, vaksinator berkerudung tersebut mengambil tisu dan meletakkannya di lengan murid SD yang disuntik tadi. Dia juga sempat mengajak murid SD berkaca mata itu bicara.

Terpisah, Direktur Ditreskrimum Polda Sumut Kombes Pol Tatan Dirsan Atmaja mengatakan kasus tersebut masih dalam penyelidikan. Selain itu, status tenaga kesehatan berinisial G itu masih saksi.

"Kemudian kami sampaikan ke rekan rekan proses ini tetap berjalan dan masih dalam tahap penyelidikan. Kami juga melibatkan beberapa ahli, kemudian labfor dengan melakukan analisa terhadap video yang beredar," kata Tatan, Jumat (21/1).

Tatan menambahkan G yang merupakan tenaga kesehatan di RS Delima Medan ini masih diperiksa oleh penyidik. Selain itu, Tatan mengakui kegiatan vaksinasi itu diinisiasi oleh Polres Pelabuhan Belawan. Dari penyelidikan kasus, polisi mengamankan sejumlah barang bukti.

"Penyidik sedang bekerja, memeriksa saksi saksi, karena kegiatan kemarin kan dilaksanakan pada tanggal 17 Januari. Dari 500 baru 460 yang sudah dilakukan vaksinasi. Ini masih tahap penyelidikan. Kasus ini masih berproses kami tetap menggandeng dari IDI untuk menindaklanjuti video viral," jelasnya.

(fnr/ain)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER