Pakar: Politik Jakarta Dinamis, Pusat Sami'na Wa Atho'na

CNN Indonesia
Senin, 24 Jan 2022 05:47 WIB
Pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno mengatakan politik lokal DKI Jakarta lebih dinamis daripada tingkat pusat yang tenang karena tak banyak yang mengkritik kebijakan Presiden Joko Widodo (Jokowi). (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno mengatakan politik lokal DKI Jakarta lebih dinamis daripada tingkat pusat yang tenang karena tak banyak yang mengkritik kebijakan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Adi menyebut politik tingkat pusat adem ayem dan menjunjung sami'na wa atho'na (kami mendengar dan kami menurut) sejak Jokowi berkuasa. Hal ini bisa dilihat dalam sejumlah kebijakan yang dibuat seperti UU Cipta Kerja, revisi UU KPK, hingga pengesahan UU IKN.

"Jangan harap politik itu adem ayem, sami'na wa atho'na seperti apa yang terjadi di pusat saat ini ketika misalnya ada UU Ciptaker, Revisi UU KPK, UU IKN, itu senyap. Ini namanya saja demokrasi tapi dalamnya all Jokowi's men," kata Adi dalam diskusi Total Politik di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Minggu (23/1).

Adi mengaku lebih menikmati proses politik di Jakarta karena Partai Solidaritas Indonesia (PSI) memainkan peran sebagai oposisi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Menurutnya, mereka konsisten menagih sejumlah janji kampanye dan mengkritik kinerja Anies.

Namun, hal serupa tidak terjadi dalam proses politik di pemerintah pusat. Meski semua pihak sudah mengetahui mayoritas partai politik mendukung Jokowi, Adi menyesalkan perdebatan dan dinamika politik tidak terjadi.

"Ketika IKN misalnya, tiba-tiba Demokrat yang di luar partai setuju, kan enggak masuk akal. Ketika UU Cipta Kerja banyak partai politik setuju, ketika UU Pemilu baru mau dibahas semua partai setuju tidak dilanjutkan," ujarnya.

Karena itu, menurut Adi, sistem demokrasi hanya sebuah nama di Indonesia. Pada pelaksanaannya yang berjalan adalah sistem monolitik.

Adi juga menyoroti sikap Demokrat yang bermain dua kaki dan cenderung bermain aman. Meski partai berlambang Mercy itu melancarkan kritik keras terkait sejumlah kebijakan, saat pembahasan UU IKN mereka tidak bersuara.

"Agak bingung sebenarnya membaca politik Demokrat, selalu main dua kaki, selalu ingin cari aman," ujar Adi.

"Soal IKN Demokrat nyaris tidak bersuara. Hanya PKS yang berteriak sendirian dan tidak didengarkan oleh siapapun. Kan naif berpolitik kayak gitu," katanya menambahkan.

(iam/fra)


Saksikan Video di Bawah Ini:

VIDEO: Banjir Rendam Permukiman di Jakarta

KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK