Menkes: 20 dari 1.600 Pasien Omicron Butuh Oksigen, Jauh dari Delta

CNN Indonesia
Senin, 24 Jan 2022 14:21 WIB
Ilustrasi. Tabung oksigen sempat diperlukan dalam penanganan 20 pasien Omicron. (Foto: AP/Kalandra)
Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan hanya 20 dari sekitar 1.600-an pasien Virus Corona varian Omicron di Indonesia yang membutuhkan perawatan menggunakan tabung oksigen.

"Kami laporkan dari 1.600 yang kena Omicron, yang dirawat butuh oksigen cuma 20 dan yang wafat 2. Ini masih jauh dari kasus Delta," kata Budi dalam konferensi pers virtual, Senin (24/1).

Diketahui, di periode gelombang kedua Covid-19, yang dipicu penyebaran varian Delta, kebutuhan pasien terhadap tabung oksigen meningkat tajam. Pasalnya, banyak kasus yang mengalami sesak nafas.

Pada masa itu, tabung oksigen sempat mengalami kelangkaan atau antrean panjang di pemasok.

Ia menyatakan peningkatan kasus Omicron di Indonesia sudah diperkirakan oleh pemerintah. "Kita tidak perlu panik tapi harus waspada dan hati-hati karena laju penularanannya tinggi," ujar dia.

Pihaknya pun melakukan berbagai usaha, seperti pengawasan atau surveilans. Pasalnya, kasus yang makin banyak membuat tak semua diterapkan metode whole genome sequencing (WGS) untuk mendeteksi varian.

Pemerintah, katanya, akan lebih memanfaatkan S-gene Target Failure (SGTF), yang biasanya dipakai untuk mendetaksi suspek atau probable varian, yang sudah didistribusikan ke daerah-daerah.

"Genome secuences akan kita arahkan untuk analisasis pola penyebaran kasus omicron," imbuh Budi.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Siti Nadia Tarmizi sebelumnya mencatat total 1.626 kasus Covid-19 varian Omicron per Minggu (24/1), atau bertambah 257 sejak Sabtu (22/1).

Dari angka tersebut sebanyak 1.019 kasus merupakan transmisi dari Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN), 369 kasus non PPLN, dan 238 kasus masih diselidiki secara epidemiologis.

Pasien stabil

Warga Takalar, yang adalah pasien varian Omicron pertama di Sulawesi Selatan, saat ini perkembangan kesehatannya sangat stabil meski masih menjalani perawatan dan diisolasi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Padjonga Daeng Ngalle Takalar.

"Alhamdulillah kondisi pasien saat ini stabil dan saturasinya juga baik, kita tetap melakukan pengawasan kesehatannya secara ketat," kata Direktur RSUD Padjonga Daeng Ngalle, Asriadi Ali, Senin (24/1).

Warga tersebut diketahui terjangkit varian Omicorn setelah pulang dari Kepulauan Aru, Maluku, pada Oktober 2021. Usai mengalami sakit-sakitan, pasien tersebut memeriksakan dirinya ke puskesmas dan RSUD Padjonga Daeng Ngalle Takalar.

Hasil pemeriksaan laboratorium atas sampel dari pekerja di perusahaan ikan di Dobo, Kepulauan Aru, Maluku, tersebut, mengungkapkan dirinya positif Covid-19. Tim medis kemudian menjemput di rumahnya.

"Saat ini masih menjalani perawatan. Yang bersangkutan kita jemput di rumahnya untuk kemudian dilakukan perawatan di RSUD Padjonga Dg.Ngalle," jelasnya.

(arh/yoa/mir/arh)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK