Satgas Covid Minta DKI, Jabar & Banten Waspada, Ungkap Son of Omicron

CNN Indonesia
Jumat, 28 Jan 2022 03:35 WIB
Satgas Covid minta DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten untuk mengevaluasi strategi penanganan pandemi Covid-19 dua pekan ke depan.
Ilustrasi Omicron di Indonesia. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia --

Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 meminta pemerintah provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten untuk segera mengevaluasi strategi penanganan pandemi virus corona di masing-masing daerah selama dua pekan ke depan.

Juru Bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito menambahkan tiga provinsi tersebut tercatat menjadi daerah penyumbang terbesar kasus Covid-19 mingguan di Indonesia.

Dalam sepekan terakhir, dari total kumulatif 14.729 kasus Covid-19, 90,04 persen di antaranya atau sebanyak 13.316 kasus disumbang dari ketiga provinsi tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Satgas daerah di tiga provinsi tersebut perlu melakukan strategi mitigasi untuk menekan laju kasus selama 2 minggu ke depan, untuk mencegah lonjakan kasus yang lebih tinggi lagi," kata Wiku dalam konferensi pers yang disiarkan melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (27/1).

Wiku menyebut, pihaknya akan terus berkoordinasi dan mengevaluasi penanganan Covid-19 di setiap daerah setiap pekannya. Ia juga berpesan agar masyarakat Indonesia, khususnya di tiga provinsi tersebut untuk tetap patuh pada protokol kesehatan Covid-19.

Wiku meminta agar masyarakat khususnya kategori rentan seperti mereka yang tidak dapat menerima vaksin karena alasan medis, kemudian anak-anak, dan lansia yang punya komorbid untuk membatasi mobilitas di fasilitas umum.

"Jika kasus di tiga provinsi ini terkendali, maka daerah lain pun akan bisa terkendali. Kita tetap harus bisa menjaga kasus tetap rendah," ujar Wiku.

Sementara itu, data harian yang dirilis Satgas Covid-19 per hari ini, Kamis (27/1) mencatat terdapat penambahan kasus covid-19 baru sebanyak 8.077 orang. Sementara untuk kasus sembuh terdapat penambahan sebanyak 1.643 kasus, dan 7 kasus meninggal baru.

Sehingga secara kumulatif, sebanyak 4.309.270 orang dinyatakan positif terinfeksi virus corona. Dari jumlah itu sebanyak 4.129.305 orang dinyatakan pulih, 35.704 orang menjalani perawatan di rumah sakit dan isolasi mandiri, sementara 144.261 orang lainnya meninggal dunia.

Ancaman 'Son Of Omicron'

Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 menyebut salah satu versi varian Omicron, yaitu BA.2 yang juga dijuluki 'Son of Omicron', memiliki kemampuan untuk menghindar dari hasil pemeriksaan S Gene Target Failure (SGTF).

Juru Bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito menjelaskan teknik SGTF yang digunakan untuk mendeteksi kasus probable Omicron adalah dengan fokus pada area genome varian Omicron yang kehilangan atau delesi beberapa huruf genetik di gen S (spike).

Namun varian Omicron BA.2 ini tidak bisa terdeteksi dengan cara seperti itu.

"Pada Omicron BA.2, susunan ini tidak hilang sehingga PCR tidak memunculkan SGTF, atau hasilnya sama dengan varian lain yang bukan Omicron. Padahal BA.2 jenis Omicron," kata Wiku.

Namun demikian, Wiku memastikan bahwa penelitian masih harus terus dilanjutkan. Selain itu, pemerintah masih menggunakan pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS) untuk mengidentifikasi varian-varian anyar termasuk Omicron di Indonesia.

Pemerintah sebelumnya juga menargetkan Indonesia rampung memproduksi reagen khusus untuk pemeriksaan SGTF guna mendeteksi varian Omicron di Indonesia pada akhir Januari 2022. Tes SGTF buatan dalam negeri ini akan disebar di seluruh Indonesia. Namun, SGTF ini sifatnya hanya sebagai marker.

"Pada prinsipnya, diperlukan waktu untuk meneliti karakteristik varian baru yang muncul, terlebih menganalisis dampaknya secara epidemiologi termasuk keempat jenis varian Omicron ini, masih dalam proses penelitian," ujar Wiku.

Sementara itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terkini melaporkan temuan kasus varian Omicron di Indonesia kembali bertambah sebanyak 222 kasus dari laporan sebelumnya. Per 26 Januari, jumlah kasus Omicron meningkat menjadi 1.988 kasus.

Berdasarkan data milik Kemenkes tersebut, mayoritas kasus datang dari Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN), dengan kedatangan dari negara Arab Saudi, Turki, dan Amerika Serikat. 

(khr/dal)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER