Satgas Penanganan Covid-19 mengklaim fasilitas kesehatan (faskes) dan alat kesehatan (alkes) di Indonesia telah dipersiapkan sedini mungkin guna menghadapi potensi lonjakan varian Omicron di Indonesia.
Juru Bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito menambahkan pemerintah telah mempersiapkan penambahan tempat tidur dan oksigen ke seluruh rumah sakit Indonesia dengan harapan tidak terjadi penuhnya tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) di rumah sakit, seperti pada lonjakan Delta Juli 2021 lalu.
"Antisipasi kami dengan menyediakan penambahan tempat tidur di Wisma Atlet tower 4 dan 7. Penyediaan rumah sakit dan hotel isolasi untuk PPLN sebanyak 949 tempat tidur, dan total wisma karantina ada 18.759 tempat tidur, dan hotel 16.021 kamar," kata Wiku.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, pemerintah menurutnya telah menyediakan sebanyak 20 hotel untuk karantina jemaah umrah. Kemudian 75 ribu lebih tempat isolasi terpusat di seluruh Indonesia. Serta memasok stok obat-obatan Covid-19 dan oksigen dengan mendatangkan 16 ribu oksigen konsentrator ke seluruh rumah sakit di Indonesia.
Kemenkes mengaku mulai waspada usai tingkat keterisian tempat tidur atau BOR rumah sakit rujukan pasien terpapar virus corona di DKI Jakarta meningkat menjadi 41 persen.
Sekretaris Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Azhar Jaya merinci, BOR tempat tidur isolasi Covid-19 di Ibu Kota per 27 Januari mencapai 41 persen, atau dapat dikatakan dari 12.775 tempat tidur, 5.458 telah terpakai. Sementara untuk ICU mencapai 14 persen, alias dari 791 tempat tidur ICU yang tersedia, 113 di antaranya telah digunakan.
"Belum zona kuning, tapi memang kita harus sudah mulai waspada," kata Azhar kepada CNNIndonesia.com, Jumat (28/1).
Juru Bicara Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Jodi Mahardi, mengatakan ada kemungkinan peningkatan status Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di DKI Jakarta menjadi level 3.
Jodi berkata kemungkinan itu bisa terjadi jika jumlah kasus Covid-19 terus meningkat. Dia berkata pemerintah terus memantau perkembangan kasus Covid-19 di DKI Jakarta dan provinsi lain. Meski demikian, Jodi memastikan hal itu masih berupa perkiraan. Pemerintah mengevaluasi status PPKM di seluruh daerah setiap pekan.
"Seperti yang disampaikan Pak Menko minggu lalu, bahwa mungkin saja DKI akan naik ke Level 3 di minggu depan bila kenaikan kasus dan angka BOR di wilayah aglomerasi juga naik," kata Jodi lewat pesan singkat kepada CNNIndonesia.com, Jumat (28/1).
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengakui bahwa sementara ini pemerintah belum mengatur skema booster untuk penerima vaksin Gotong Royong. Namun ia mengaku dalam waktu dekat, pemerintah kemungkinan akan memperbolehkan mereka mendapatkan vaksin booster melalui program pemerintah.
"Iya [belum]. Untuk program vaksin Gotong Royong masih dalam tahap persiapan. Sudah di pembahasan," kata Nadia kepada CNNIndonesia.com, Jumat (28/1).
Kemenkes merilis sertifikat vaksin virus corona internasional yang sesuai dengan standar Badan Kesehatan Dunia (WHO). Upaya itu dilakukan guna mengantisipasi isu sertifikat vaksin Indonesia yang tidak diakui sejumlah negara lain.
Chief of Digital Transformation Office Kemenkes Setiaji menambahkan, bentuk dan informasi yang tertera pada sertifikat vaksin internasional memiliki QR code agar dapat terbaca dan diakui secara internasional.
"Sertifikat vaksin internasional dapat digunakan oleh Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN) dan Pekerja Migran Indonesia (PMI) sebagai bukti telah menerima vaksinasi primer lengkap," kata Setiadji dikutip dari situs resmi Kemenkes, Jumat (28/1).
Capaian vaksinasi covid-19 di Indonesia per Jumat (28/1) Pukul 12.00 WIB tercatat, yakni 183.677.032 orang telah menerima suntikan dosis pertama vaksin virus corona. Sementara itu, 127.164.526 orang juga telah rampung menerima dua dosis suntikan vaksin covid-19 di Indonesia.
Dengan demikian, target vaksinasi pemerintah dari total sasaran 208.265.720 orang sudah menyentuh 88,19 persen dari sasaran vaksinasi yang menerima suntikan dosis pertama. Sedangkan suntikan dosis kedua baru berada di angka 61,06 persen.
(khr/isn)