Rangkuman Covid: Kasus Harian Melonjak, 75 Persen Diprediksi Omicron
Kasus konfirmasi positif virus corona (Covid-19) mulai mengalami peningkatan dalam beberapa hari terakhir imbas dari libur Natal dan Tahun baru 2022 (Nataru). Selain itu peningkatan itu ditengarai disebabkan oleh varian SARS-CoV-2 B.1.1.529 atau varian Omicron.
Di tengah kondisi lonjakan kasus itu, pemerintah juga mulai mendorong agar pelaku usaha di sektor non-esensial memberlakukan kebijakan bekerja dari rumah guna menekan laju penularan Covid-19.
CNNIndonesia.com telah merangkum peristiwa dan informasi perihal perkembangan kasus covid-19 di Indonesia dalam 24 jam terakhir, sebagaimana berikut.
Covid-19 Harian Melonjak Nyaris 10 Ribu
Data harian yang dirilis Satgas Covid-19 per hari ini, Jumat (28/1) mencatatkan terdapat penambahan kasus covid-19 baru sebanyak 9.905 orang. Sementara untuk kasus sembuh terdapat penambahan sebanyak 2.028 kasus, dan 7 kasus meninggal baru.
Sehingga secara kumulatif, sebanyak 4.319.175 orang dinyatakan positif terinfeksi virus corona. Dari jumlah itu sebanyak 4.131.333 orang dinyatakan pulih, 43.574 orang menjalani perawatan di rumah sakit dan isolasi mandiri, sementara 144.268 orang lainnya meninggal dunia.
75 Persen Kasus Harian Covid Diperdiksi Omicron
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memprediksi 75 persen kasus harian virus corona yang dilaporkan oleh masyarakat merupakan kasus dari varian Omicron yang jumlah kasusnya nyaris mencapai 2 ribu hanya dalam kurun waktu 1,5 bulan saja.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kemenkes Siti Nadia Tarmizi menyebut varian Omicron memiliki tingkat penularan tinggi dari pada varian sebelumnya. Namun demikian, mayoritas kasus merupakan kasus gejala ringan atau tanpa gejala (OTG).
"Iya betul [75 persen kasus harian adalah varian Omicron]. Karena pola penularan di beberapa klaster itu cepat, dan jumlahnya banyak, serta tidak bergejala ya," kata Nadia kepada CNNIndonesia.com, Jumat (28/1).
Kemenkes Dorong Kantor Non-Esensial WFH
Kemenkes mendorong agar perkantoran sektor non-esensial memberlakukan kebijakan bekerja dari rumah alias work from home (WFH) guna menekan penularan kasus varian Omicron yang jumlah kasusnya nyaris mencapai 2 ribu hanya dalam kurun waktu 1,5 bulan.
Direktur P2PML Kemenkes Siti Nadia Tarmizi sekaligus mewanti-wanti, sebaran kasus Omicron sudah menjadi transmisi lokal dengan ratusan kasus di Indonesia. Oleh karena itu, ia meminta masyarakat tetap waspada dan patuh pada protokol kesehatan Covid-19.
"Iya, WFH untuk yang sektor non-esensial, kalau esensial sesuai dengan aturan [PPKM]," kata Nadia kepada CNNIndonesia.com, Jumat (28/1).
Rawat Inap Covid-19 Hanya Untuk Pasien Gejala Sedang-Berat
Kemenkes menginstruksikan kepada pemerintah daerah agar hanya menggunakan rawat inap rumah sakit rujukan pasien virus corona kepada pasien probable maupun konfirmasi Covid-19 termasuk varian Omicron dengan kondisi klinis gejala sedang hingga berat.
Ketetapan itu diatur melalui Surat Edaran Nomor YR.03.03/III/0543/2022 yang diteken oleh Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kemenkes Abdul Kadir pada 27 Januari kemarin.
Sementara itu, pasien dengan gejala ringan atau tanpa gejala (OTG) tanpa komorbid atau penyakit penyerta dapat melakukan isolasi mandiri (isoman) di rumah apabila kondisi rumah memenuhi persyaratan. Pasien juga diminta untuk berkonsultasi melalui layanan telemedicine yang dapat diakses secara gratis.
Berlanjut ke halaman berikutnya...