Pemerintah mengingatkan masyarakat untuk tidak menyepelekan gejala ringan varian Omicron, karena rendahnya angka kasus Covid-19 bisa jadi merupakan akibat dari kurangnya testing dan tracing per daerah.
"Karena kecenderungan kasus yang tidak bergejala atau yang gejalanya ringan. Ini bukan menjadi satu dorongan masyarakat untuk mau melakukan pemeriksaan," ujar Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi dalam diskusi virtual MNC Trijaya yang bertajuk ''Menahan Gelombang Omicron'', Sabtu (29/1).
Karena Omicron sendiri memiliki gejala-gejala ringan yang sangat mirip dengan flu biasa, seringkali masyarakat enggan memeriksa dengan tes Covid karena dianggap akan hilang sendiri.
"Karena mereka merasa 'ah, cuma batuk pilek'. Apalagi kalau dia hilang sendiri ya tiga-empat hari, padahal mungkin dia adalah Covid. Nah penularan yang terjadi di masa itu sudah berapa banyak, ditambah apalagi dengan Omicron tadi, bahwa penularannya terjadi sangat cepat," kata Sti.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia merasa bahwa penurunan kasus positif Covid bisa saja terjadi karena tracing dan testing pun menurun.
"Tentunya evaluasi PPKM yang terus kita lakukan, kalau kita lihat DKI Jakarta kemarin sempat 2 minggu yang lalu sempat berada pada level 2, dikarenakan tracing-nya yang sedikit menurun. Kemudian sekarang sudah ada meningkat lagi jumlahnya. Kita bisa lihat dari jumlah kasus yang terdeteksi," jelas Siti.
Siti mengatakan bahwa di daerah-daerah seperti Jawa Timur, Jawa Tengah dan Bali yang masih rendah angka kasus Covid-19 juga perlu meningkatkan kapasitas tracing dan mendorong masyarakat bergejala melakukan testing.
"Artinya seperti Jogjakarta, kasusnya masih rendah, Bali masih rendah. Tapi kapasitas untuk tracingnya belum maksimal, nah ini yang harusnya perlu didorong. Karena bisa saja kasusnya jauh lebih banyak," tutur Siti.
Ia berharap tracing dan testing di semua daerah dapat ditingkatkan agar pola penyebaran Covid-19 varian Omicron bisa semakin terdeteksi.
"Karena bisa saja tadi ya karena polanya tidak bergejala tadi, jadi memang suatu kesempatan yang luar biasa pada saat kita menemukan kasus positif memaksimal tracing-testing," ujar Siti.
(tdh/vws)