Pemerintah Kota Bandung melalui Dinas Pendidikan (Disdik) mencatat 14 warga sekolah terkonfirmasi positif Covid-19. Hal ini berdasarkan hasil tes acak antigen di sekolah yang melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM).
Rinciannya, yakni 13 di antaranya merupakan siswa dan satu lainnya adalah guru. Adapun tes swab acak antigen dilakukan di 60 sekolah pada 24-28 Januari 2022.
Lihat Juga :![]() Update Corona 30 Januari Positif Covid-19 Melonjak 12.422 Kasus, 18 Orang Meninggal Dunia |
"Betul, ada 14 orang yang positif (Covid-19), 13 orang di antaranya siswa dan satu orang guru," ucap Kepala Seksi Kelembagaan dan Peserta Didik Sekolah Dasar Disdik Kota Bandung Risman Isnaeni saat dihubungi, Senin (31/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut Risman mengatakan ke-14 orang ini terbagi dalam lima sekolah berbeda. Tiga sekolah berada di bawah naungan Kementerian Agama dan dua sisanya berada di bawah naungan Dinas Pendidikan.
Dari temuan tersebut, kegiatan PTM di tiga sekolah dihentikan sementara.
"Sejauh ini ada tiga sekolah yang dihentikan PTM-nya. Satu di bawah Disdik dan dua di bawah Kemenag," ujar Risman.
Lihat Juga : |
Dengan adanya temuan ini, Risman melanjutkan, bukan berarti sekolah yang didapati warga sekolahnya terpapar Covid-19 harus menghentikan PTM. Namun, perlu dipastikan terlebih dulu apakah jumlah orang terpapar di sekolah di atas 5 persen atau di bawah.
Apabila ada 5 persen warga sekolah yang terpapar Covid-19 di suatu sekolah, maka PTM bisa langsung dihentikan. Namun, ketika jumlahnya di bawah 5 persen maka hanya kelasnya saja dalam satu rombongan belajar yang dihentikan. Sedangkan siswa lain dari kelas berbeda tetap menyelenggarakan PTM.
"Kita harus lihat hasil persentasenya dulu sebelum menghentikan PTM di sekolah," ucap Risman.
Adapun bila hasil tes acak ini menunjukkan siswa terpapar virus corona, maka sesuai dengan regulasi dari pemerintah pusat agar orang tersebut langsung melakukan isolasi mandiri sekalipun hanya bergejala ringan. Kemudian pelacakan bakal dilakukan oleh puskesmas terdekat dengan rumah mereka.
"Pasti ada tracing mungkin tiga sampai tujuh hari ke belakang mereka yang terpapar ke mana saja dan melakukan apa saja," ujar Risman.
Sementara itu, tes acak yang dilakukan sudah dilakukan di 60 instansi dari semua jenjang. Penambahan tes acak selanjutnya hanya bisa diberlakukan sesuai dengan arahan pemerintah pusat.
"Kita masih menunggu instruksi kapan tes acak yang kedua dan ketiganya," ucap Risman.
(hyg/pmg)