Warna-warni Cerita Muslim Tionghoa Rayakan Imlek

CNN Indonesia
Selasa, 01 Feb 2022 11:40 WIB
Sebagian muslim Tionghoa mengaku masih merayakan Tahun Baru Imlek. Perayaan dilakukan tanpa harus melanggar prinsip-prinsip keyakinan mereka.
Sebagian muslim Tionghoa tetap mempertahankan tradisi bagi-bagi angpao saat Imlek. (CNN Indonesia/Safir Makki)

Perayaan Imlek setiap tahun, bagi Naga kini dimanfaatkan sebagai ajang silaturahmi dengan keluarganya. Dalam Islam, kata dia, silaturahmi dianjurkan.

Menurutnya juga, silaturahmi bisa sebagai syiar untuk menghilangkan pandangan-pandangan negatif agama lain terhadap Islam.

"Silaturahim kan termasuk ajaran Islam. Kenapa kita tidak manfaatkan ajaran ini. Tetap saya datang ke ibu saya. Bahkan setelah saya menikah, saya ajak istri saya meski bukan orang chinese," katanya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tradisi lain yang masih dilakukannya adalah bagi-bagi angpao. Menurutnya, berbagi juga merupakan ajaran Islam yang dianjurkan untuk dilakukan.

"Itu kan tradisi dari orang yang udah menikah memberikan uang ke yang belum (menikah). Dalam ajaran Islam ada ajaran memberi. Kenapa kita enggak coba walaupun kemasannya bukan Islam?" katanya.

Naga mengatakan ajaran Islam di ranah sosial itu luas. Ia pun menyayangkan jika ada rekannya yang masuk Islam namun memutus hubungan sosial dengan pihak lain.

"Karena ajaran Islam yang paling luas kan ajaran sosialnya. Kalau ajaran tentang teologi justru sedikit. Kadang yang kita sayangkan. Orang lebih konsen kepada ajaran teologi jadi melupakan sosialnya," ujarnya.

Lain Naga, lain lagi dengan Andi. Pria yang tinggal di Depok, Jawa Barat ini mengikrarkan keislamannya pada 2021 lalu. Ia tumbuh di keluarga yang sebelumnya juga telah ada yang masuk islam.

"Saya keluarga Chinese campuran. Makanya kadang kan Chinese identik dengan mata sipit. Kalau saya enggak. Chinese dari ayah," kata Andi beberapa waktu lalu.

Sebelum masuk Islam, ia masih ingat bahwa momen imlek diisi dengan sembahyang, makan bersama keluarganya hingga bagi-bagi angpao.

Tradisi itu, khususnya sembahyang, secara pelan-pelan ia tinggalkan setelah masuk Islam.

"Saya enggak langsung bilang enggak mau. Kan keluarga juga campur, ada yang mengerti, ada yang enggak," ujarnya.

Namun Andi mengaku tetap menjaga silaturahmi Imlek. Menurutnya, Imlek adalah warisan tradisi dan budaya, bukan ritual keagamaan.

Berdasarkan pemahaman itu, Andi menyebut masih memperingati sebagian tradisi dan budaya Imlek meski kini muslim.

Andi mengaku Imlek kini dimanfaatkan sebagai momen bersilaturahmi dengan keluarganya.

"Itu kan tidak ada unsur agama. Imlek cuma perayaan musim semi. Ada juga yang muslim kagak mau, ditinggalin semua. Kalau saya tetap aja, (silaturahmi) saudara ya saudara. Budaya itu, enggakada unsur agama," katanya.

(yoa/wis)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER