Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengklaim lonjakan kasus virus corona (Covid-19) dalam sepekan terakhir terjadi karena pemerintah menambah kuota surveilans seperti testing dan tracing di daerah.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kemenkes Siti Nadia Tarmizi juga tak menampik positivity rate Indonesia kembali naik, terutama dampak dari transmisi varian SARS-CoV-2 B.1.1.529 atau Omicron.
"Positivity rate mingguan kita ada kenaikan sebesar 3,65 persen. Hal ini selain seiring dengan kenaikan kasus konfirmasi, tapi juga sejalan dengan ditingkatkannya angka testing dan tracing," kata Nadia dikutip dari situs resmi Kemenkes, Selasa (1/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nadia melanjutkan, per 30 Januari, jumlah orang yang di tes adalah 5,75 per 1.000 penduduk per pekan. Angka itu menurutnya jauh di atas angka anjuran Badan Kesehatan Dunia (WHO), yakni 1 per 1,000 penduduk per pekan.
Namun demikian, Nadia juga meminta masyarakat melihat data secara mingguan, bukan harian. Hal itu menurutnya perlu dilakukan agar masyarakat dapat melihat grafik data secara utuh dan mengamati tren kenaikan yang terjadi.
"Peningkatan kuota testing dan tracing ini merupakan bentuk dari upaya deteksi dini dalam mencegah perluasan penularan, serta mencegah munculnya klaster sebaran yang baru. Ini juga merupakan usaha untuk mendeteksi lebih awal gejala Covid-19 yang diderita oleh tiap-tiap individu," kata dia.
Lebih lanjut, Nadia juga memastikan pemerintah lebih siap menyiapkan fasilitas kesehatan apabila terjadi lonjakan yang tidak diinginkan. Secara nasional, total ketersediaan tempat tidur perawatan Covid-19 saat ini berjumlah 78.825, dan dapat tingkatkan sampai dengan kapasitas maksimal 156.847 tempat tidur.
Lihat Juga : |
Namun, Nadia meminta agar warga yang dinyatakan terinfeksi virus corona dengan status tanpa gejala atau OTG tidak perlu mendatangi rumah sakit maupun fasilitas kesehatan lainnya untuk menjalani rawat inap.
Ia meminta mereka untuk melakukan isolasi mandiri agar tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit rujukan Covid-19 tidak penuh dan maksimal untuk merawat pasien Covid-19 gejala sedang, berat, hingga kritis.
"Jika tidak bergejala, cukup untuk melakukan isoman di rumah atau isoter, dan manfaatkan layanan telemedicine yang tersedia. Segera lakukan vaksinasi booster, dan tetap disiplin menegakkan protokol kesehatan. Jangan lengah dan tetap selalu waspada," ujar Nadia.
(khr/isn)