Video orang utan diberi makan di jalan oleh pengendara viral di media sosial Twitter. Belakangan diketahui video berdurasi 2 menit 20 detik itu berada di Simpang Perdau, lima kilometer menuju arah Muara Wahau, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur.
Peristiwa ini pun ditangani Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kaltim.
"Kami sudah menelusuri di lapangan dan memang benar ada orang utan melintas di jalan," ujar Kepala BKSDA Kaltim Ivan Yusfi Noor kepada CNNIndonesia.com saat dikonfirmasi pada Rabu (2/2) petang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Primata yang banyak hidup di Kalimantan dan Sumatra ini bukan kali pertama menyeberangi Jalan Raya Kutai Timur. Pada November 2021 kejadian serupa pernah terjadi, bahkan orang utan yang melintas nyaris tertabrak mobil.
Berdasarkan analisis BKSDA Kaltim, sejumlah alasan mendasari orang utan keluar dari hutan. Pertama, karena mereka ingin mencari makan. Kedua, demi keberlangsungan hidup mencari pasangan, dan terakhir habitatnya terganggu.
"Kemungkinan orang utan ini terganggu dengan aktivitas perusahaan tambang dan sawit," terangnya.
Meski demikian pihaknya sudah berkoordinasi dengan perusahaan di sekitar habitat orang utan tersebut. Baik perusahaan tambang batu bara maupun kelapa sawit.
Dari data BKSDA Kaltim, setidaknya ada 500 ekor orang utan bermukim di kawasan hutan sekunder itu. Menurutnya, tak mengherankan bila ada orang utan yang melintas di jalan raya.
"Semenjak ada kejadian pada November 2021, kami sudah membuat rambu peringatan adanya orang utan," tegasnya.
Salah satu rambu imbauan ini adalah larangan memberi makan kepada orang utan melintas. Meskipun sudah ada ketentuan tersebut, namun tetap saja warga nekat melemparkan santapan.
"Kami menyayangkan kejadian ini. Sebaiknya jangan dilakukan," tegasnya.
Lebih lanjut dia menambahkan, lokasi orang utan melintas masuk kawasan Segitiga Tepian Langsat, Sangatta-Bengalon. Wilayah ini merupakan pusat konsentrasi orang utan di Kaltim.
Namun, ada juga juga jalur poros antarkabupaten-kota. Dia menyatakan memberi makan atau minum, boleh jadi bermaksud baik namun niat tersebut tak dibenarkan. Selain membahayakan bisa membuat ketergantungan. Orang utan bisa terus-menerus ke jalan mencari makan.
"Kita juga tak pernah tahu emosi binatang. Jadi bisa membahayakan pengendara," ujarnya.
(rio/pmg)