Sejumlah warga yang antre tes swab beralasan diminta perusahaan tempatnya bekerja, ada gejala, hingga sekadar keperluan untuk perjalanan.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan potensi gelombang ketiga Covid-19 sudah terlihat di Indonesia dalam 10 hari terakhir seiring kenaikan signifikan kasus positif SARS-CoV-2 tersebut.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan varian Omicron menjadi salah satu penyebab lonjakan kasus di Indonesia, khususnya terjadi di provinsi besar di Jawa-Bali.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, Nadia meminta masyarakat tidak panik ketika penambahan kasus positif dalam sehari paling tinggi menyentuh angka 16.021. Indonesia, kata dia, pernah berada di angka penambahan kasus hingga 54 ribu per hari.
Efek gelombang ketiga Covid-19 memang terlihat di beberapa lokasi swab antigen maupun PCR (Polymerase Chain Reaction) sekitar Jakarta Selatan. Salah satu laboratorium di Jalan TB Simatupang yang terlihat padat pada Kamis, (3/2).
Lab yang menyediakan tes drive thru tersebut nampak dipenuhi mobil yang menunggu hasil tes swab. Salah seorang yang menunggu di area parkiran adalah Abraham Matius.
Laki-laki berusia pertengahan 20 ini baru saja memutuskan melakukan tes PCR. Pasalnya, ia merasa tak enak badan beberapa hari terakhir.
Lihat Juga : |
Meski mengenakan masker, Abraham memang tampak lesu dan matanya sembab. Mengenakan celana kain panjang berwarna hitam dan kaos biru tua, warga Jakarta Timur ini melakukan tes PCR di daerah TB Simatupang.
"Tadi tes PCR karena lagi enggak enak badan. Baru-baru ini ngerasa enggak enak badan," ujarnya saat ditemui CNNIndonesia.com di lokasi, Kamis (3/2).
Alasan ia memilih lokasi tes yang cukup jauh dari rumahnya sebab lab tersebut memang rekomendasi keluarganya. Ia mengungkapkan kekhawatirannya bahwa selama ini ia sering bepergian keluar rumah meski masih di sekitar Jakarta.
"Saya belum tahu, cuma ini tes karena sering jalan-jalan aja. Di sekitar area Jakarta. Tapi bisa jadi faktor lain juga ya, mungkin kecapekan," tuturnya.
Berbeda dengan Abraham, warga lainnya, Elise Harnika Putri, mengungkapkan kondisi Covid-19 saat ini tak terlalu membuatnya tergerak untuk rutin melalukan tes swab. Hanya saja, kali ini, Elise akan melalukan perjalanan ke luar kota yang mensyaratkan hasil tes.
"Dulu aku sempat awal-awal Covid, enggak enak badan sedikit langsung swab. Tapi sekarang enggak sih, kaya 'ya udah deh'. Kalau dulu kan kesenggol orang yang kena [Covid-19] langsung buru-buru swab. Apalagi sekarang udah pada vaksin kan," papar Elise.
Ketika ditemui di lokasi tes swab di sekitar Mampang, Elise memaparkan kemudahan tes saat ini sangat berbeda dengan masa awal Covid-19 tahun 2020 lalu.
Ia yang sering bepergian itu mengaku sempat merasakan periode tes PCR dengan harga yang sangat tinggi. Bahkan, saat itu, dengan harga yang tinggi, hasil tesnya pun terhitung lama.
"Sekarang udah jauh lebih enak sih, lebih murah dan cepet. Dulu ngerasain yang jaman harga Rp999 ribu itu. Tadi aku swab antigen pake aplikasi cuma Rp35 ribu," tutur Elise.
![]() |
Nada pasrah serupa terdengar dari Indah Nurhasanah. Indah pun memutuskan melakukan tes swab antigen sekaligus PCR setelah diminta oleh kantornya. Pasalnya, Indah baru saja wawancara kerja dan beramai-ramai dengan temannya melakukan tes.
"Alhamdulillah hasilnya negatif," ujar Indah.
Meskipun ia mengetahui jumlah kasus positif covid-19 yang meningkat dan merasa khawatir, namun ia sendiri tak merasa harus melakukan sesuatu yang khusus selain menjaga dirinya sendiri. Terlebih, sebagai tenaga kesehatan ia mengungkapkan pasti akan melakukan tes secara rutin.
"Iya, khawatir banget kasusnya makin tinggi, kemarin baca kasus harian Jakarta sampe 9 ribuan. Tapi, ya sudah lah ya," ujar Indah sembari tertawa.